Industri plastik diklaim tengah ketiban berkah di tengah kondisi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan baik di level lokal maupun global. Kondisi ini diharapkan bisa menjadikan peluang dengan dukungan kebijakan yang benar.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan kondisi terkini untuk plastik hilir bahkan produsen lokal sampai kewalahan menerima order yang masuk. Pasalnya, kelangkaan kontainer telah menghambat produk impor yang selama ini mengisi pasar.
"Produsen tentu lebih mengutamakan pemenuhan pesanan yang sudah kontrak, jadi mereka yang minta secara spot harus inden. Sekarang utilisasi plastik hilir sudah 75 persen di hulu 95 persen, bagus sekali, mereka sudah tambah mesin sejak September karena untuk rigid packaging naik didorong permintaan hand sanitizer," katanya kepada Bisnis, Kamis (18/2/2021).
Terlebih saat ini, dari dalam negeri periode Lebaran akan menjadi pendorong peningkatan produk plastik kemasan. Sementara dari luar banyak terjadi disaster, seperti bencana alam dan musim dingin yang tidak menentu.
Artinya, saat ini menjadi kesempatan yang baik sekali untuk membangun investasi petrokimia. Untuk itu Fajar mengingatkan jangan sampai salah langkah agar dapat menangkap peluang ini. Utamanya dengan kebijakan pajak dan insentif yang akan diberikan.
"Saya kira persoalan kontainer belum akan selesai sampai April nanti, sekarang imbasnya memang harga bahan baku sampai produk jadi mau tidak mau naik tetapi ini kondisi blessing buat Indonesia," ujarnya.
Meski demikian, Fajar menyebut belum ada revisi pertumbuhan untuk industri ini. Inaplas masih menilai paling tidak tahun ini tidak akan lagi terjadi minus dan mulai menunjukkan kenaikan kendati hanya di level 1-2 persen.
Tantangan utama di plastik hilir, lanjut Fajar, tentu produk impor yang masih harus dilihat kembali pengendaliannya. Pasalnya, jika ke depan impor tidak bisa dikendalikan maka akan kembali memberatkan industri.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com