Setiap makhluk yang hadir di dunia, pasti diciptakan dengan kelebihan dan manfaat masing-masing. Sebab, Sang Pencipta telah menurunkan kebaikan dan keberkahan di setiap ciptaanNya. Bahkan, bagi mereka yang kurang menyadari dan sibuk mengutuki diri sendiri karena merasa tak punya apa-apa dan tak bisa apa-apa, sebenarnya ia pasti punya bakat dan kelebihan. Syaratnya semua sama. Bakat dan kelebihan itu hanya akan muncul jika digali, dikembangkan, dipupuk, disirami, dan dimaksimalkan dengan perjuangan habis-habisan.

Dalam kisah-kisah berlatar belakang silat, baik di negara Tiongkok maupun Jawa, serta legenda lainnya, ada banyak pendekar sakti yang memiliki kelebihan berupa kekuatan, baik berupa kemampuan beladiri yang ampuh, tenaga dalam yang luar biasa, hingga kemampuan mempesona orang dengan berbagai kemampuannya.  Orang-orang zaman dahulu, bahkan dikenal punya kekuatan lebih yang bisa digunakan untuk membasmi musuh.

Namun, di balik semua itu, entah berupa legenda atau kisah nyata, semua kelebihan pasti didapat dengan perjuangan. Mulai dari bertapa, berpuasa, hingga melakukan berbagai ritual yang pasti juga perlu proses yang tak kalah beratnya.

Tak jarang, di tengah proses mendapatkan daya kekuatan dan kelebihan itu, mereka “digoda” dengan berbagai hal. Sehingga, banyak pula yang kemudian berguguran di tengah jalan. Tetapi, bagi mereka yang berhasil mengalahkan berbagai ujian dan tantangan tersebut, “bonus” berupa kelebihan atau kekuatan akan mereka dapatkan.

Sejalan dengan kisah-kisah itu, sebenarnya ada satu poin penting yang bisa kita petik. Yakni, semua yang ingin mendapatkan kelebihan dan kekuatan, pastilah mengalami proses ujian dan cobaan. Ada proses yang harus dilalui dengan perjuangan yang sangat hebat. Malcolm Gladwell dalam bukunya menyebut “hukum” 10 ribu jam untuk menjadi seorang ahli di bidangnya, maka barangkali, untuk memunculkan sebuah kelebihan dan kekuatan tertentu, tak sekadar melewati proses belajar 10 ribu jam, tapi juga mengalami “siksa dan derita” yang lebih dari itu.

Ingat kisah kegagalan 10 ribu kali sebelum penemuan lampu pijar Thomas Alva Edison, ribuan kali penolakan resep ayam Kolonel Sanders sebelum ia berjaya dengan bisnis ayam gorengnya, kegagalan berulang kali dalam dunia politik yang dialami Abraham Lincoln sebelum jadi Presiden Amerika Serikat, sembilan ribu lebih kegagalan seorang Michael Jordan dalam mengeksekusi lemparan saat bermain basket, “siksaan” mendiang Steve Jobs yang sempat diusir dari perusahaan yang didirikannya sendiri, hingga legenda musik The Beatles yang ditolak berkali-kali saat membawa contoh rekaman musiknya. Semua itu adalah contoh betapa bakat atau kelebihan yang dimiliki para legenda tersebut didapat bukan dengan membalik telapak tangan. Namun, mereka harus jatuh bangun, merangkak, jatuh lagi, bangkit lagi, tertatih, terhuyung, namun terus melaju dan menjemput impian masing-masing. Hingga, akhirnya mereka berhasil keluar dari “kawah candradimuka” yang membuat mereka melegenda.

Saya jadi teringat tokoh yang saya kagumi, Bruce Lee. Saya mendapati bahwa kelebihan dan kekuatannya hingga mampu menjadi legenda hingga kini, terletak pada keuletan dan ketangguhannya berjuang mewujudkan impian. Mulai dari keinginan membentuk tubuh, ia melahap ratusan buku tentang fitness dan kebugaran. Hebatnya, ia mempraktikkan semua teori yang didapat dengan latihan keras dan disiplin serta makan makanan bergizi, sehingga ia berhasil menjadikan tubuhnya nyaris sempurna. Kemudian, saat ia menjejakkan tekad untuk menjadi bintang film laga yang termahal di dunia, ia pun jatuh bangun berusaha mati-matian mewujudkan impian tersebut. Dari kasting film serial televisi, hingga akhirnya ia benar-benar membintangi film-film laga yang sukses besar di zamannya. Semua melalui proses yang memakan waktu bertahun-tahun lamanya.

Dear Readers,

Bakat, kelebihan, dan kekuatan kita, memang tidak akan muncul tanpa diasah, dilatih, dikembangkan, dan diperjuangkan. Bahkan, jika orang tersebut terlahir dengan bakat secemerlang apa pun itu. Tanpa ia melatih dan mengasahnya, bakat itu akan terpendam sia-sia.

Sebaliknya, layaknya air yang terus menetes dan menembus batu, kerasnya latihan seseorang akan menghasilkan kekuatan yang tiada tara. Maka, tak heran jika Bruce Lee menyebut, “Saya tidak takut pada orang yang latihan 10 ribu macam tendangan. Tapi, saya justru takut pada orang yang melatih satu tendangan 10 ribu kali.”

Mari, temukan dan gali kelebihan kita (ikuti banyak pelatihan dan kegiatan untuk menemukan minat/bakat, kembangkan hobi, dengarkan pendapat orang lain, dan sebagainya). Kemudian, fokuskan untuk melatih dan mengasahnya. Niscaya, kelebihan dan kekuatan yang bermanfaat bagi kehidupan bersama, akan kita terima.

Salam sukses luar biasa!

Sumber: https://andriewongso.com