Berjuang sampai titik darah penghabisan bukan omong kosong semata. Keyakinan dalam dirilah yang akan menguatkan kita mencapai sukses yang sebenarnya.

Kata-kata pantang menyerah sepertinya mudah diucapkan. Namun, pada kenyataannya, banyak yang memilih untuk menyerah karena merasa memang sudah berjuang maksimal dan belum memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, banyak teori sukses telah dibaca, direnungkan, diresapi, dan dipraktikkan. Tak jarang, bahkan jungkir balik menjalankan segala macam usaha dan aneka daya telah dimaksimalkan. Begini sudah, begitu sudah. Lantas, apalagi yang harus dilakukan sehingga kita tidak menyerah kalah?

Mencuplik lagu almarhum Chrisye, “Badai Pasti Berlalu”, maka jawaban dari semua kondisi itu pasti selalu ada jalan. Yang jadi pertanyaan, seberapa sanggup kita bertahan di tengah amukan gelombang ujian yang menerpa usaha kita? Seberapa kuat kita punya tenaga untuk bertahan dalam berbagai ancaman gelombang yang siap meluluhlantakkan usaha yang sudah dibangun susah-payah sebelumnya?

Coba baca, lihat, dan pelajari kisah sukses pengusaha atau usaha yang bisa bertahan sekian lama. Atau, perhatikan kisah hidup pengusaha yang bisa jadi inspirasi. Hampir semua kisah mereka, pasti ada perjuangan berat—bahkan sangat berat—yang dilewati. Kalau pun ada yang sepertinya mulus-mulus saja, lihat lebih jauh lagi ke sejarah hidup di masa lampaunya. Pasti ada beberapa pembelajaran hidup yang jadi bekal mereka hingga meraih sukses luar biasa, setelah mampu melewati badai terganas dalam kehidupannya.

Lantas, apa sebenarnya kunci rahasia sukses mereka agar mampu benar-benar pantang menyerah menghadapi berbagai ujian dan cobaan? Berikut beberapa hal yang disarikan dari beberapa wawancara terpisah dan sumber lainnya…

    Temukan dorongan terkuat Anda

Entah apa nama dan istilahnya—lentera jiwa, energi minimal, atau apa pun—tapi sebagian besar orang sukses memiliki ini.

Dorongan terkuat ini yang sering kali bisa menyelamatkan usaha yang kita jalankan. Hanya saja, untuk menemukan dorongan terkuat ini kadang kita harus benar-benar mencari. Misal, ingin mengangkat martabat keluarga, ingin agar tak lagi dianggap sebelah mata. Intinya, terus mencari dan coba jadikan itu sebagai dorongan dan sekaligus pengingat saat menghadapi masa-masa berat. Niscaya, dengan dorongan itu, kita akan lebih kuat menghadapi berbagai cobaan.

    Yang lalu, biarlah berlalu

Kadang, saat badai gelombang ujian terjadi, kita merasa sudah benar-benar terpuruk. Saat itulah, kita sering kali hanya berfokus pada apa yang telah terjadi. Bukannya mencari solusi, kita sibuk mencari-cari kesalahan. Padahal, jika mau lebih bijak, dan kemudian fokus ke depan, akan banyak pencerahan yang bisa diambil dari kisah keterpurukan sebelumnya.

Dengan konsep berpikir yang lalu biarlah berlalu, kemudian mengambil pelajaran, lantas berkonstrasi untuk melakukan perbaikan ke depan, separah apa pun kondisi yang dialami, bisa jadi malah akan jadi pendorong semangat yang luar biasa untuk memperbaiki keadaan. Karena itu, jangan merasa patah arang saat semua ujian seolah sedang tertimpakan pada kita. Tapi, lihat dan fokus ke depan, sebab di depan sana “badai” bisa jadi memang telah benar-benar berlalu.

    Sadari kita punya kelebihan

Saat sedang berpikir untuk kalah dan menyerah, coba lihat kembali segala macam potensi yang pernah kita miliki. Buat daftar dan bandingkan dengan kondisi sekeliling. Misalnya: saya punya 1000 teman di jaringan Whatsapp atau LINE; saya punya keluarga dekat yang mendukung usaha; saya punya akses bertemu dengan orang yang saya ingin temui; saya punya…. (silakan isi sendiri). Setelah membuat daftar tersebut, coba lihat. Betapa banyak potensi yang sebenarnya kita miliki. Kita punya banyak kelebihan yang bisa jadi belum atau bahkan tidak dimiliki oleh siapa pun. Jika itu bisa dimaksimalkan kembali, pasti masih ada banyak peluang yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan usaha.

Mari, coba selalu gali ke dalam diri lebih dalam. Temukan berbagai hal yang bisa diubah jadi potensi untuk mengalahkan tantangan sesulit apa pun. Jika itu berhasil kita temukan, niscaya kata pantang menyerah bukan lagi sekadar kalimat penyemangat!

Sumber: https://andriewongso.com/