Apa yang bisa kita lakukan dengan terjadinya banyak perubahan di sekitar? Sekadar menerima dan berusaha beradaptasi, atau berusaha menaklukkannya? Tentu, langkah terbaik adalah bersikap aktif dan berusaha untuk memaksimalkan segala potensi. Tetapi, pilihan itu bukan tanpa halangan. Pasti, segala kesulitan, ujian, dan tantangan akan selalu menghadang.

Untuk itu,simak sebuah kisah yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita tentang bagaimana menghadapi perubahan dan mengantisipasinya dengan aktif untuk mengubahnya menjadi keberhasilan.

Alkisah, ada seorang pemuda yang mengadu pada gurunya. Ia merasa, dirinya selalu kurang beruntung. Ia menganggap, dirinya memang terlahir dengan sejumlah kesialan sehingga apa pun yang dilakukannya selalu gagal. Karena itu, ia meminta nasihat pada gurunya agar bisa mengubah nasibnya itu.

Sang guru kemudian memintanya untuk menanam dua buah biji kacang. Satunya diminta untuk dipelihara dengan baik-baik, dirawat, dan diperhatikan sungguh-sungguh. Sedangkan satunya lagi diminta oleh gurunya agar dibiarkan tumbuh secara alami, tanpa harus diperhatikan seperti yang pertama.

Tanpa tahu maksud sang guru, si pemuda melaksanakan perintah gurunya. Ia pun menanam kedua biji itu sebagaimana diperintahkan. Beberapa waktu kemudian, kedua tanaman itu tumbuh besar. Namun, sesuai pesan gurunya, biji yang pertama mendapat perhatian lebih. Dipupuk, disiram, diberikan banyak perhatian. Sedangkan biji tanaman kedua hanya dibiarkan tumbuh begitu saja. Kadang, jika kelupaan, hanya air hujan yang akan menghidupinya.

Beberapa lama kemudian, bibit pertama tumbuh lebat dengan daun yang lebih subur. Bibit kedua juga tumbuh, tapi hampir-hampir tak beraturan. Setelah dipanen, biji pertama menghasilkan kacang yang sangat banyak, gemuk, dan kacangnya pun berisi penuh. Sedangkan biji kedua hanya tumbuh dengan beberapa kacang dan bahkan isinya banyak yang hitam, seperti membusuk.

Si pemuda kemudian melaporkan kondisi itu pada gurunya. Sang guru pun kemudian menerangkan. “Muridku, kamu dulu datang ke sini berkata bahwa dirimu selalu sial. Tetapi, sadarkah bahwa meski kamu sial, kamu tetap hidup dan bertumbuh, bahkan bisa datang ke sini untuk berguru padaku? Itulah kamu yang tumbuh tanpa dirawat, seperti kacang yang kedua. Tetap tumbuh, tapi hasilnya tidak maksimal. Sedangkan kacang pertama itu tumbuh lebih lebat karena ada pengorbanan dari kamu, menyirami, memupuk, memperhatikannya dengan baik. Begitu juga dirimu. Kalau kamu mau berubah, sebenarnya sederhana. Perhatikan dirimu lebih baik. Perhatikan juga sekelilingmu. Rawatlah dirimu dan sekelilingmu dengan perhatian yang tulus, serta berikan pengorbanan dengan terus mau berjuang, bekerja, tekun, dan ulet. Saat itulah, kamu akan jadi seperti biji pertama dan mampu tumbuh lebih baik.”

Pembaca yang Luar Biasa,

Begitulah, kita seharusnya bersikap dalam menghadapi kehidupan dan perubahan yang senantiasa ada. Jangan pernah menyerah terhadap segala macam ujian dan rintangan! Sebab, perubahan selalu saja terjadi. Jika saat ini belum berhasil, saat ini belum sukses, dengan terus berjuang, pasti perubahan akan terjadi.

Jangan pernah menyalahkan jika kita belum bisa memanen hasil yang diharap, jika kita sendiri ternyata belum berusaha—dengan bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih ulet—untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Mari, sikapi perubahan dengan selalu bertindak aktif dan memperkaya mentalitas, niscaya kita akan bisa tampil sebagai pemenang dalam setiap perjuangan!

Salam sukses Luar Biasa!

Sumber: https://andriewongso.com