Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyebut kinerja produksi industri galangan kapal tahun ini tumbuh hingga 15% dibandingkan tahun lalu. Hal ini dipicu penguatan pasar domestik.
Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami mengatakan, sejumlah pengusaha pelayaran hingga angkutan penyeberangan nasional telah memiliki kesadaran untuk memanfaatkan kapal hasil produksi domestik.
"Tahun depan kami berharap ini dengan tadi, pasar pembuatan kapal ikan maupun yang lainnya, bisa meningkat lagi di 10% minimal sehingga kita bisa ikut support pertumbuhan ekonomi nasional," kata Anita saat ditemui di Seminar Nasional Industri Perkapalan, Kamis (11/12/2025).
Tak hanya dari segi produksi, industri galangan kapal juga terus mengalami pertumbuhan 30% dalam 3 tahun terakhir. Saat ini, anggota Iperindo tercatat mencapai 265 perusahaan di sektor maritim. Anita menargetkan jumlah industri galangan akan tumbuh 20% tahun depan.
"Termasuk tumbuhnya juga galang-galang kapal baru yang sekarang sudah mulai tumbuh hampir 5%-10%," imbuhnya.
Optimisme tersebut dipicu potensi pembangunan kapal, termasuk peremajaan kapal atau program modernisasi kapal yang digaungkan pemerintah. Setidaknya ada 20.000 kapal dari berbagai jenis kebutuhan yang menjadi peluang industri galangan.
Secara kapasitas, anggota Iperindo memiliki kemampuan hingga 36.000 dock space per tahun untuk reparasi dan sekitar 900 dock space per tahun untuk pembangunan kapal baru.
"Dengan kapasitas tersebut, kami pada prinsipnya mampu memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian/lembaga, BUMN, termasuk rencana 80 kapal tanker Pertamina, serta kebutuhan ribuan kapal perikanan dalam negeri," jelasnya.
Iperindo juga berkomitmen mendukung pembangunan tug and barge hingga 800 set per tahun serta berkontribusi dalam percepatan peremajaan lebih dari 1.684 kapal berusia di atas 25 tahun.
"Saat ini kemampuan kita sekitar 1.200 kapal yang bisa dibangun di Indonesia per tahun dan juga kalau misalnya maintenance atau perawatan itu 36.000 unit," tuturnya.
Di sisi lain, dia juga menyebut, terdapat potensi pertumbuhan permintaan kapal untuk program tol laut, proyek energi, pertambangan, perikanan, pertahanan, distribusi pangan dan energi hingga transportasi daerah.
Menurut Anita, peluang tersebut hanya bisa ditangkap apabila seluruh pemangku kepentingan, mulai dari industri galangan, komponen, operator pelayaran, lembaga sertifikasi, perbankan hingga pemerintah bergerak searah.
"Namun, memang masih terdapat tantangan seperti dominasi kapal impor, keterbatasan pembiayaan, tingginya biaya material dan masih perlunya harmonisasi regulasi," pungkasnya.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com




