Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri manufaktur akan bertumbuh seiring dengan perluasan pasar ekspor di kancah global.
Hal ini karena didukung kualitas produk lokal yang kian berdaya saing dan permintaan pasar ekspor yang terus meningkat, sehingga mendorong optimalisasi produktivitas perusahaan.
Kemenperin mencatat, pada triwulan III tahun 2023, industri logam dasar tumbuh double digit sebesar 10,86%.
Capaian ini melampaui jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94% dan kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh berada di angka 5,02%.
“Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, khususnya sektor logam dasar ditopang oleh tingginya demand, di mana performa positif dari sektor industri logam dasar tersebut didukung oleh peningkatan permintaan pasar khususnya ekspor,” papar Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi dalam keterangan resmi, Kamis (18/1).
Oleh karenanya, Kemenperin memberikan apresiasi kepada komitmen PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang gencar menembus pasar ekspor.
Pada awal tahun 2024, perusahaan ini melakukan pelepasan ekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Tons (MT) ke Kanada, dengan nilai sekitar US$2 juta. Adapun di sepanjang tahun 2023, GRP telah membukukan capaian ekspor sebesar US$25 juta.
Pada Maret 2022 lalu, GRP juga melakukan ekspor baja struktur sejumlah 700 MT atau senilai US$1 juta ke Arizona, Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya pada September 2020, GRP juga melakukan ekspor perdana baja struktur ke Vancouver, Kanada sebanyak 4.600 ton atau senilai US$4,7 juta, padahal saat itu di tengah krisis dampak pandemi Covid-19.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri telah diakui oleh kancah dunia sehingga dapat menembus pasar internasional.
“Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur GRP Fedaus menyampaikan, produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini dilakukan guna mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada.
“Dengan Weather Resistance Grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” jelasnya.
Melalui ekspor baja struktural ini, lanjut Fedaus, GRP berupaya untuk menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
Ia berkomitmen untuk tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran GRP dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional.
Menurut Fedaus, kontribusi GRP pada penguatan industri besi dan baja di Indonesia tidak hanya tentang angka ekspor, melainkan juga terkait menciptakan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumber: https://industri.kontan.co.id