Sektor manufaktur di Tanah Air bakal mendapatkan kucuran modal dari salah satu perusahaan asal China. Saat ini, pembicaraan masih terus berlangsung antara calon investor tersebut dan pemerintah.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu berpotensi mengucurkan modal dalam jumlah besar. Namun, dia belum bisa menyebutkan nilai persisnya.

"Nilai investasinya kami duga besar. Sebab, mereka menyuplai tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk market global," kata Nurul ketika dihubungi Bisnis pada Selasa (6/12/2022).

Dalam rencana investasi ini, kata Nurul, perusahaan China tersebut berencana membangun pabrik baru. Sebelumnya, perusahaan itu dikatakan telah memiliki sejumlah proyek di Tanah Air. Namun, dia belum mau memberikan informasi lebih terkait dengan hal itu.

Industri manufaktur Indonesia terpantau masih berada di jalur ekspansi pada November 2022 dengan indeks sebesar 50,89 poin menurut Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).  

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dari 23 subsektor, 11 di antaranya yang mewakili 79 persen produk domestik bruto (PDB) sektor manufaktur berada di level ekspansi.  

Sementara itu, 12 subsektor lainnya yang berkontribusi terhadap 29 persen PDB sektor manufaktur mengalami kontraksi.

"Indeks Kepercayaan Industri pada November 2022 tercatat di angka 50,89. Artinya, kami bisa menyampaikan di sini bahwa industri tetap bertumbuh dan ekspansif," kata Agus di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Namun, Kemenperin belum mengeluarkan data lebih terperinci terkait dengan subsektor-subsektor yang berada di level ekspansi ataupun berada di zona kontraksi.

Kalangan pengusaha memperkirakan investasi akan mengalir ke sejumlah sektor di industri manufaktur berorientasi pasar domestik tahun depan. Sebab, pasar domestik dinilai lebih prospektif dibandingkan dengan ekspor.

Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar mengutarakan terdapat 2 sektor yang potensial menjadi incaran investor, yakni makanan dan minuman (mamin), serta farmasi.

"Tahun depan ekonomi global akan melambat. RI kemungkinan akan mengikuti tren itu. Karena pasar ekspor lesu, maka sektor yang berpotensi dapat investasi adalah yang berorientasi pasar domestik, seperti mamin dan farmasi," kata Bobby kepada Bisnis, Senin (5/12/2022).

Pada periode Januari-September 2022, aliran modal kedua sektor tersebut tercatat masih berada di jalur positif meskipun ekonomi global sedang berada di bawah bayang-bayang perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2023.

Indonesia terus menggaet investasi pada ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah pede, Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di muka bumi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan beberapa perusahaan telah berniat mau investasi di Indonesia untuk pengadaan baterai lithium. Salah satunya Contemporary Amperex Technology (CATL).

Luhut bercerita bahwa pemilik CATL, Robin Zeng berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia.

"Dia mau invest di Indonesia karena Indonesia sangat bagus untuk dimasuki sekarang. Jadi dia mau bangun ekosistem, dari 1 lithium baterai dan green energy," ucap Luhut dalam acara "Welcoming Stronger Investment Post-Pandemic", dikutip dari YouTube resmi Permata Bank, Rabu (30/11/2022).

Kementerian Perindustrian( Kemenperin) berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri minyak atsiri di Indonesia dari hulu hingga ke hilir.

“Kami berkomitmen untuk mengembangkan industri atsiri dari hulu hingga hilir, termasuk melalui penumbuhan industrial-preneurship yang dibangun oleh pelaku usaha multiskala,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dalam pertemuan dengan industri minyak atsiri beberapa waktu lalu, Menperin menyampaikan pihaknya terus memacu industri hilir atsiri untuk menguasai riset inovasi teknologi produk dan proses produksi.

Hal itu untuk mengimbangi laju daur hidup produk atsiri yang sangat cepat. Selain itu, industri atsiri didorong untuk memperkuat aspek keberlanjutan (sustainability) dan ramah lingkungan, sehingga bisa berdaya saing global dan memenuhi kebutuhan konsumen saat ini.

Kementerian Perindustrian mengapresiasi industri makanan dan minuman yakni PT Heinz ABC Indonesia yang menambah investasinya untuk perluasan dan modernisasi pabrik di Karawang sebesar Rp1,2 triliun.

"Saya menyambut baik dan mengapresiasi komitmen PT Heinz ABC Indonesia untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis produk makanan dan minuman dengan nilai investasi untuk perluasan dan modernisasi pabrik," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo di Karawang, Jawa Barat, Senin.

Dengan adanya tambahan investasi tersebut, maka total nilai investasi PT Heinz ABC Indonesia di Karawang plant mencapai Rp1,9 triliun atau sebesar Rp2,7 triliun untuk seluruh investasi di Indonesia.

Perusahaan yang berdiri sejak 47 tahun lalu tersebut juga akan menambah kapasitas produksinya menjadi 425 juta liter per tahun dari sebelumnya 155 juta liter per tahun dengan menyasar pasar domestik dan 60 negara tujuan ekspor.