Kementerian Perindustrian menyebut bahwa industri kecil dan menengah (IKM) alas kaki seperti sepatu prospektif naik kelas hingga mampu merambah pasar ekspor, karena inovasi dan mampu menjaga kualitas mutu.

"Betul, prospektif, dengan menjaga kualitas mutu, dan terus berinovasi. Oleh karena itu, kami dampingi untuk yang skala kecil dan menengah agar mampu memenuhi standar pasar," kata Kepala Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia Syukur Idayati di Bandung, dikutip dari Antara, Kamis (19/1/2023).

Syukur mengatakan, Kemenperin mendorong industri alas kaki untuk melakukan pengembangan produk dan konsisten berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.

Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyebutkan sejumlah upaya yang telah dilakukan pada 2022 dalam meningkatkan produktivitas daya saing sektor industri kecil dan menengah (IKM).

"Dalam fasilitasi teknologi, Ditjen IKMA telah memfasilitasi IKM melalui program restrukturisasi, yaitu potongan harga pembelian mesin dan atau peralatan kepada IKM," ujar Reni melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Nilai potongan harga yang diberikan, lanjut dia, adalah sebesar 25 persen dari harga pembelian untuk mesin atau peralatan buatan luar negeri. Selanjutnya, potongan sebesar 40 persen dari harga pembelian untuk mesin atau peralatan buatan dalam negeri.

Adapun sebanyak 99 pelaku IKM telah mendapatkan program restrukturisasi mesin atau peralatan pada 2022.

Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman mengalami pertumbuhan pada kuartal III/2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri ini sebesar Rp20,55 triliun.

Dataindonesia menyebut, angka tersebut telah meningkat 6,58 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp19,28 triliun.  

Peningkatan kinerja ini, didukung oleh permintaan yang masih cukup tinggi. Selain itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, peluang investasi di industri ini cukup baik.   

Meskipun sebelumnya, kinerja industri kertas sempat tertekan sejak kuartal III/2020 hingga kuartal III/2021. Hingga kemudian berbalik arah dan konsisten menguat sejak kuartal IV/2021 hingga kuartal III/2022.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignasius Warsito mengatakan industri kimia mengalami perbaikan mata rantai pasok, baik di dalam negeri maupun global pada Desember 2022.

"Alhamdulillah terjadi ekspansi untuk mendorong nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) melalui industri kimia dan barang kimia, yang mana kita ketahui bersama pada Desember ini terjadi perbaikan mata rantai baik di domestik maupun global, sehingga pasokan dari bahan baku produksi kimia berjalan baik dan lancar," kata Warsito di Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjutnya, terdapat tambahan permintaan untuk produk kimia sehingga terjadi peningkatan, yang pada akhirnya memberikan kontribusi positif terhadap nilai IKI.

Warsito mengatakan ekspansi tersebut patut diapresiasi mengingat sektor industri kimia baik hulu, hilir, farmasi, dan bahan galian non-logam mengalami kontraksi pada November 2022.

Kementerian Perindustrian memperkirakan kinerja industri pengolahan nonmigas di Indonesia pada tahun 2023 akan tumbuh 5,1 hingga 5,4 persen (year-on-year/yoy). Angka tersebut naik dibandingkan target pada tahun ini yang sebesar 5,01 persen (yoy).

DataIndonesia menyebut, bersamaan dengan proyeksi kenaikan kinerja ini, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diproyeksikan meningkat menjadi sebesar US$225 miliar - US$245 miliar pada tahun depan. Angka ini juga meningkat dari target tahun 2022 lalu, sebesar US$ 210,4.  

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap, sejumlah investasi telah masuk ke beberapa sektor industri. Hal ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri pengolahan non migas.

Masuknya sejumlah investasi di beberapa sektor diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur,” tutur Menteri Agus Gumiwang, dikutip dari keterangan resmi pada Senin (9/1/2022).

Menutup 2022, sektor manufaktur Indonesia mengalami ekspansi, dengan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur berada di level 50,9 pada Desember 2022.

Angka itu mengalami kenaikan dari PMI manufaktur November 2022 sebesar 50,3. Seperti diketahui, indeks di atas 50 menunjukkan posisi ekspansi, sedangkan di bawah garis tersebut berarti kontraksi. S&P Global juga mencatat PMI manufaktur Indonesia selama 16 bulan berturut-turut berada di aera ekspansi.

Produksi manufaktur Indonesia mengalami ekspansi pada kisaran lebih cepat pada Desember, didorong oleh kenaikan permintaan atas barang-barang produksi dalam negeri.

Namun demikian, kenaikan tersebut utamanya terpusat pada pasar domestik. Pasalnya, permintaan asing kembali turun terbebani kondisi perekonomian dunia yang lesu. Akan tetapi, tingkat penurunan permintaan luar negeri jauh lebih lambat dibandingkan dengan November 2022.