Industri tekstil dinilai membutuhkan insentif guna bertahan di tengah kelesuan pasar. Namun pemerintah diingatkan agar proses pemberian insentif tidak dipersulit.

Ekonom Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menyarankan pemerintah memudahkan proses pemberian insentif untuk industri tekstil yang mengalami penurunan kinerja sejak pertengahan tahun lalu.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjanjikan akan ada insentif bagi industri tekstil lantaran melihat adanya potensi pertumbuhan pasar domestik untuk industri ini.

Menurut Bhima, pemberian insentif untuk industri tekstil bisa melalui pemotongan tarif energi yang akan membantu memangkas pengeluaran perusahaan tekstil. Hal ini bisa membantu mengurangi beban produksi kala permintaan tengah ada dalam ketidakstabilan.

Sektor industri manufaktur kembali memberikan kontribusi paling tinggi terhadap capaian nilai ekspor nasional pada periode Januari-April 2023. Ekspor industri pengolahan menyumbang 70,21% atau mencapai USD60,63 Miliar dari total ekspor dalam periode tersebut yang sebesar USD86,35 Miliar.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekspor secara bulanan terendah pada April 2023, yang merupakan pola musiman karena momen libur Idul Fitri. Nilai ekspor secara tahunan di April 2023 juga mengalami kontraksi akibat pengaruh turunnya harga komoditas.

“Meski demikian, kami meyakini, selanjutnya kinerja ekspor sektor industri akan kembali meningkat setelah lepas dari pandemi,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (17/5).

Keyakinan ini didukung oleh indikator-indikator kinerja sektor industri yang menunjukkan pertumbuhan positif dan ekspansi.

Kementerian Perindustrian terus memacu daya saing industri pulp dan kertas di dalam negeri, dengan salah satu upayanya melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) kompeten. Pada Triwulan I - 2023, industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman tumbuh 2,2 persen dan berkontribusi sebesar 4 persen terhadap kinerja industri pengolahan nonmigas.

“Keberadaan SDM menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri. Guna mendukung industri dalam penyediaan tenaga kerja kompeten, kami telah menyelenggarakan pendidikan tinggi pada beberapa jenjang, mulai dari Diploma sampai dengan Magister Terapan, termasuk program setara Diploma 1 kerja sama industri,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Sabtu (20/5).

Beberapa waktu lalu, Kepala BPSDMI membuka secara resmi perkuliahan program setara D1 Teknologi Kertas yang bekerja sama dengan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Mill (PT. Indah Kiat Serang) di Serang, Banten. Dalam kerja sama ini, perkuliahan diselenggarakan langsung di PT. Indah Kiat Serang.

Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekspor mobil dalam bentuk Completely Built Up (CBU) maupun komponen di sepanjang Januari hingga April 2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Januari-April 2023, total ekspor CBU sebanyak 166.176 unit atau tumbuh 26% year on year (YoY) dari sebelumnya 131.931 unit di periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun 3 Agen Pemegang Merek (APM) yang memimpin pasar ekspor CBU ini ialah Daihatsu yang mencatatkan ekspor sebanyak 58.130 unit atau naik 17,5% YoY, kemudian diikuti Toyota sebanyak 40.754 unit, dan Mitsubishi motor sebanyak 26.743 unit.  

Meski CBU mengalami kenaikan, ekspor mobil dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) atau mobil yang diekspor langsung dengan keadaan komponen lengkap namun belum dirakit mengalami penurunan hingga 36,6% YoY di periode Januari-April 2023. Ekspor CKD di 4 bulan pertama tahun ini sebanyak 19.865 set, sedangkan di Januari-April 2022 sebanyak 31.313 set.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengungkapkan potensi Indonesia untuk bisa mengembangkan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa.

Hal itu disampaikan Putu saat meninjau pengembangan industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu di lahan rawa yang dilakukan PT Pratama Nusantara Sakti (PT PNS) sejak 2009.

“Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan perkebunan tebu di lahan rawa. Perkebunan yang berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menjadi perkebunan pertama di Indonesia yang berada di lahan rawa,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Putu mengapresiasi usaha perusahaan tersebut dalam pemanfaatan lahan rawa menjadi perkebunan tebu produktif di Indonesia karena telah berhasil melakukan alih fungsi lahan rawa (lahan marjinal) yang tidak produktif menjadi lahan produktif untuk penanaman tebu.

Kementerian Perindustrian meningkatkan kompetensi sumber daya manusia atau tenaga kerja di bidang industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan kembali menggelar diklat asesor (penilai).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan mengatakan industri TPT merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan, sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0 sehingga perlu upaya strategis untuk mendukung pengembangannya, antara lain melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja.

“Dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, dibutuhkan infrastruktur kompetensi yang kuat, meliputi ketersediaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Asesor Kompetensi, dan Tempat Uji Kompetensi (TUK). SDM kompeten merupakan komponen yang penting dalam memacu roda industri yang produktif, inovatif, dan kompetitif,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.