Pemerintah telah mematok pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2024. Sektor manufaktur dinilai masih akan menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut.

Untuk itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menargetkan sektor manufaktur dapat bertumbuh pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen, bahkan diharapkan tumbuh hingga 7 persen jika ingin ingin mencapai pangsa di atas 20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

“Dari sisi produksi, kita harap industri pengolahan bisa tumbuh 5,4 hingga 5,8 persen, semestinya bisa lebih jauh di 6 atau 7 persen jika kita menginginkan kontribusi industri pengolahan di atas 20 persen dari PDB,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (5/6/2023).

Pelaku industri keramik dalam negeri meningkatkan target produksi tahun ini untuk menyambut peluang bisnis dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan target produksi keramik nasional 2023 naik dari 551 juta m2 menjadi 625 juta m2.

“Produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2,” kata Edi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/5/2023).

Saat ini, sambungnya, tingkat utilisasi di industri keramik nasional mencapai 78 persen. Tahun depan, ditargetkan utilisasi industri meningkat menjadi 82 persen.

Kondisi industri pengolahan nonmigas di tanah air masih menunjukkan geliat yang positif, dengan ditandai dari hasil capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada bulan Mei berada di level 50,3 atau masih dalam fase ekspansi. Laju aktivitas industri manufaktur ini didukung oleh produktivitas yang masih berjalan karena pasokan bahan baku terjaga.

“Kita masih harus bersyukur karena kondisi industri manufaktur tetap berada di level ekspansi selama 21 bulan berturut-turut. Meskipun terjadi perlambatan lajunya dibanding bulan lalu, tetapi untuk kondisi permintaan baru dan lapangan kerja masih cukup baik,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (5/6).

PMI manufaktur Indonesia pada Mei mampu mengungguli PMI manufaktur Malaysia (47,8), Taiwan (44,3), Vietnam (45,3), Korea Selatan (48,4), Inggris (47,1), Belanda (44,2), Jerman (43,2), Prancis (45,7), dan Amerika Serikat (48,4). Bahkan juga di atas PMI manufaktur Dunia (49,6) dan Zona Eropa (44,8).

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) Purwono Widodo menyebut World Steel Association memproyeksikan permintaan baja global pada 2023 setidaknya akan tumbuh sebesar 1,1 persen untuk mencapai sekitar 1,8 miliar metrik ton. Dari sebanyak 1,8 miliar metrik ton tersebut, permintaan baja di kawasan Asean diperkirakan mencapai 77,9 juta ton.

Angka 77,9 juta ton tersebut meningkat 3,5 juta ton dari kebutuhan 2022 yang sebanyak 75,3 juta ton, dengan total produksi sebesar 58,5 juta ton, meningkat 9,1 persen dari produksi tahun sebelumnya.

“Ekspor dari Asean juga terus meningkat sejak 2016 dengan total ekspor 8,6 juta ton dan menjadi 25,1 juta ton pada 2022. Meskipun ada perkembangan positif dari permintaan, produksi, dan ekspor, penting untuk dicatat bahwa Asean adalah importir baja yang besar selama bertahun-tahun,” tutur Purwono dalam acara South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI) Conference & Exhibition 2023 di Manila, Filipina, yang tertuang dalam keterangan tertulis, Minggu (28/5/2023).

Perlambatan ekonomi global yang terjadi sejak akhir tahun 2022, kenaikan suku bunga, dan penurunan harga komoditas produk utama ekspor mulai berdampak pada daya beli konsumen dalam negeri. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Indeks Ekspektasi Penjualan tiga bulan ke depan (triwulan kedua). Hasil Survei Penjualan Eceran BI bulan April 2023 hanya sebesar 129,8, lebih rendah 24,38 poin dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Kondisi tersebut mempengaruhi nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Mei 2023 yang ekspansinya semakin melambat.

“Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Mei 2023 mencapai 50,9. Tetap ekspansi, meskipun melambat 0,48 poin dibandingkan April 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif saat menyampaikan rilis IKI Mei 2023 di Jakarta, Rabu (31/5).

Perlambatan IKI bulan Mei 2023 ini dipengaruhi oleh penurunan IKI beberapa subsektor industri, dari semula ekspansi menjadi kontraksi. Hal tersebut antara lain terjadi pada subsektor Industri Pengolahan Tembakau, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Farmasi, Obat Kimia, dan Tradisional, dan Industri Logam Dasar.

Industri sagu dan cokelat artisan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Besarnya potensi untuk pengembangan industri sagu dan cokelat artisan dapat dilihat dari ketertarikan calon mitra luar negeri pada pameran Hannover Messe 2023 yang diselenggarakan di Hannover, Jerman bulan April lalu. Dalam gelaran tersebut, salah satu perusahaan industri pengolah sagu, yakni PT Bangka Asindo Agro mencatatkan transaksi potensial senilai Rp6 Miliar.

Para calon mitra potensial yang tertarik untuk bekerja sama dengan industri sagu dan cokelat artisan  berasal dari Jerman, Uzbekistan, dan Belanda. “Dalam rangka mendorong penumbuhan industri pengolahan sagu dan cokelat artisan, kami menyelenggarakan mengadakan rapat kerja untuk mendalami potensi dan mengambil langkah strategis,” terang Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (26/5).

Menurut Putu, tepung sagu merupakan salah satu bahan pangan sumber daya lokal yang memiliki potensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan utama. ”Dengan konten pati yang cukup tinggi, produktivitas tanaman sagu dapat mencapai 6,25 – 7,5 ton pati/Ha/tahun, dengan asumsi pohon sagu yang dipanen hanya sebanyak 25 pohon sagu/Ha.