Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka suara terkait usulan antidumping produk China yang diusulkan oleh pengusaha industri keramik.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito menyebutkan Kemenperin dalam hal ini mendukung usulan kebijakan antidumping untuk produk yang berasal dari China tersebut.

“Terkait usulan antidumping, Kemenperin dukung dan masih dalam proses studi,” tutur Warsito kepada Bisnis pada Selasa (4/7/2023).

Sebelumnya, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan banjirnya pasar domestik Indonesia dengan produk keramik asal China hingga menyebabkan utilitas industri keramik dalam negeri menyusut.

Industri pertambangan minyak dan gas hingga panas bumi tanah air menghadapi tantangan besar seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi nasional, serta masalah luasnya geografi Indonesia baik darat maupun lautnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan infrastruktur pendukung yang bukan hanya efisien tapi juga tahan lama dan juga bisa diandalkan secara jangka panjang sekaligus memberikan dampak nilai tambah bagi industri dalam negeri.

Berkaitan dengan itu, diam-diam Indonesia memiliki pabrik produksi pipa mutakhir yang bisa memaksimalkan potensi produksi hingga distribusi beragam produk tambang cair maupun gas. Itu setidaknya bisa dilihat dari keberadaan pabrik pipa bimetal dengan kapasitas produksi terbesar kedua di dunia yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

Pengusaha industri makanan dan minuman (mamin) optimistis kinerja sektor ini dapat tumbuh sesuai dengan target tahunan yang telah dibidik, yaitu 7 persen. Salah satunya didukung oleh kinerja pada kuartal I/2023.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyebutkan pada kuartal I/2023 lalu sektor yang digawanginya ini tumbuh 5,3 persen.

Menurutnya dibandingkan dengan kuartal I/2023, kinerja sektor mamin pada kuartal II/2023 semakin menjajaki kinerja yang positif. Dengan asumsi ini, Adhi menyebut Gapmmi optimistis dapat mencapai target kinerja tahun ini.

“Harusnya kuartal III/2023 dan kuartal selanjutnya lebih bagus ya daripada kuartal I/2023 dan kuartal II/2023. Kuartal satu itu kan udah 5,3 persen ya pertumbuhannya mudah-mudahan lancar bisa target 5-7 persen 2023,” tutur Adhi kepada Bisnis pada Selasa (4/7/2023).

Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor pakaian jadi meningkat 45,92 persen secara bulanan yaitu mencapai 700,7 juta dolar AS pada Mei 2023 dibandingkan 480,2 juta dolar AS di bulan April 2023.

"Sementara untuk volumenya naik dari 21,9 juta ton pada April 2023 menjadi 32,5 juta ton pada Mei 2023,” ucap Direktur Industri, Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perdagangan Adie Rochmanto Pandiangan dalam acara Rilis Hasil Survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di Jakarta, Selasa.

Kinerja baik industri tekstil, khususnya pakaian jadi, lanjutnya, ditopang oleh permintaan pasar domestik yang tengah meningkat seiring persiapan masa tahun ajaran baru sekolah. Selain itu, peritel pun disebutnya tengah menghabiskan stok pakaian yang tersisa dari produksi Lebaran Idul Fitri pada akhir April lalu.

Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat menguat ke level 52,5 pada Juni 2023 dibandingkan bulan sebelumnya di level 50,3. Laju ekspansi sektor manufaktur di Tanah Air ini merupakan salah satu peningkatan paling cepat yang diamati selama 1,5 tahun terakhir dan tergolong kuat secara keseluruhan.

Adapun, PMI manufaktur Indonesia pada Juni 2023 tersebut mampu melampui PMI manufaktur Asean yang mencapai 51,0.

Mengutip data Trading Economics, Senin (3/7/2023), PMI manufaktur Indonesia juga mampu melampaui sejumlah negara-negara Asean, antara lain Filipina (50,9) dan Myanmar (50,4). Bahkan, beberapa negara Asean tengah berada di fase kontraksi, seperti Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Juni 2023 sebesar 53,93.

Angka ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 3,03 dari bulan sebelumnya, 50,90. Angka 53,93 ini menjadi skor IKI tertinggi sejak dirilis pada November 2022 lalu. Sebelumnya skor IKI terbesar pada Februari 2023 yaitu sebesar 52,32 poin.

Selain itu, kenaikan IKI pada Juni ini melengkapi menjadi kenaikan IKI pertama setelah tren pelambatan IKI selama tiga bulan berturut-turut.

IKI pada Maret 2023, tercatat turun 0,45 jadi 51,87 dari skor IKI pada Februari sebesar 52,32. Lalu dilanjutkan pada April yang turun 0,49 jadi 51,38, hingga pada Mei kembali turun sebesar 0,48 poin.