Industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen pada triwulan I 2022.
Kinerja sektor manufaktur tersebut juga naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71 persen.
“Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, juga adanya dampak pandemi COVID-19, kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Investasi di industri pengolahan nonmigas menembus angka Rp103,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian itu tumbuh 17,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp88,3 triliun.
Industri manufaktur menempati urutan kedua penyumbang nilai investasi terbesar kuartal I/2022 sebesar 36,6 persen. Adapun di urutan pertama yakni sektor jasa dengan nilai Rp124,3 triliun dan kontribusi 44 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyoroti peningkatan investasi di sektor kimia dan farmasi yang menempati urutan ke-7 dengan nilai total Rp16,9 triliun. Angka ini naik 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp9,34 triliun.
Sejumlah peralatan industri pangan Indonesia yang dipamerkan di Afrika mendapat sambutan positif masyarakat setempat. Adapun, Indonesia berpartisipasi dalam pameran Equipment and Manufacturing West Africa (EMWA) di Nigeria.
Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan mengatakan upaya promosi peralatan industri manufaktur cukup mengundang minat pengusaha di Nigeria dan negara sekitarnya.
Selama tiga hari penyelenggaraan [pameran], banyak pengunjung stan ITPC Lagos yang memberikan permintaan tertulis,” jelas Hendro dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (6/5/2022).
Indonesia turut berpartisipasi dalam perhelatan pameran alat industri manufaktur internasional Equipment and Manufacturing West Africa (EMWA) pada 26-28 April 2022 di Landmark Centre Lagos, Nigeria.
Belanja produk lokal yang dicanangkan Kementerian Perindustrian telah mencapai nilai komitmen Rp220,80 triliun per 25 April 2022. Nilai tersebut naik dari akhir bulan lalu sebesar Rp214 triliun.
Sementara itu, targetnya pun terkerek dari Rp400 triliun menjadi Rp500 triliun pada 31 Mei 2022. Nilai komitmen tersebut terdiri atas 34.123 paket produk dalam negeri dan melibatkan 6.579 perusahaan produsen produk dalam negeri.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan produk yang paling diminati atau paling banyak dicari saat business matching, seperti tercatat di dashboard.kemenperin.go.id/bisma, meliputi paket infrastruktur, gedung, makanan, kendaraan, laptop, dan mebel.
"Tantangan bagi komoditas furnitur adalah harus adanya permintaan agar dapat masuk e-Katalog. Sehingga, IKM harus mempersiapkan banyak gambar produk untuk spesifikasi barang custom untuk produk jenis lemari, meja rapat, maupun meja kerja," kata Reni dalam keterangannya, Senin (25/4/2022).
Indeks manufaktur Indonesia yang tercermin lewat Purchasing Managers’ Index terpantau kian ekspansif pada April 2022.
Berdasarkan data PMMI dari S&P Global, sektor manufaktur Indonesia melaju dalam ekspansi tercepat pada April 2022. Adapun, produksi manufaktur dan permintaan baru naik didorong oleh kondisi perekonomian yang bergeliat.
Aktivitas ekonomi di Indonesia mulai bangkit yang terlihat dari pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian.
S&P Global mencatat indeks manufaktur atau PMI Indonesia sebesar 51,9 pada April 2022, naik dari posisi 51,3 pada bulan sebelumnya. Adapun, indeks manufaktur di atas level 50 menandakan ekspansi dan sebaliknya di bawah level 50 menandakan kontraksi.
Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit, menilai ekspansi sektor manufaktur Indonesia pada April 2022 menunjukkan sinyal positif.
Produsen baja non pelat merah minta dilibatkan dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, salah satunya PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP).
Direktur Urusan Korporat Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan pelibatan pihak swasta dalam mega proyek tersebut akan menaikkan utilitas kapasitas produksi industri yang saat ini masih di kisaran 50 persen.
"Prospek sih menurut kami masih bagus, kami hanya menunggu IKN saja nanti. Kalau bisa kami diikutsertakan, swasta, jangan hanya BUMN saja yang masuk. Porsinya tidak usah banyak-banyak 75 persen BUMN, 25 persen swasta," kata Fedaus di Jakarta, Kamis (22/4/2022).
Menurut Fedaus hal itu juga menjadi aspirasi produsen baja yang tergabung dalam Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).
Page 85 of 130