Industri manufaktur mencatatkan pertumbuhan 3,39 persen secara year-on-year sepanjang 2021 yang salah satunya ditopang oleh industri alat angkutan yang meningkat 17,82 persen.
Angka pertumbuhan tersebut meleset dari proyeksi pertumbuhan manufaktur oleh Kementerian Perindustrian sebesar 4 persen hingga 4,5 persen untuk 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan industri alat angkutan yang tinggi didorong insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan roda empat.
"Ini lebih baik dari pertumbuhan [industri manufaktur] pada 2020 sebesar -2,93 persen," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (7/2/2020).
Pemerintah mendorong investasi sektor kesehatan sebagai upaya untuk mengatasi impor. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengatakan, pada tahun lalu pemerintah pusat dan daerah telah mengucurkan dana sebesar US$ 34,77 miliar di sektor kesehatan.
Oleh sebab itu pemerintah akan memprioritaskan pembelian farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri.
"Indonesia mendorong investasi di sektor kesehatan guna pemenuhan kebutuhan di dalam negeri. Pada tahun 2021 pengeluaran pemerintah pusat dan daerah untuk sektor kesehatan mencapai US$ 34,77 miliar," kata Jokowi dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/1/2022).
"Kita akan memprioritaskan pembelian farmasi dan alat-alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri. Prinsipnya kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri, anggaran pemerintah tidak akan membeli yang impor," sambungnya.
Industri Air Minum dalam Kemasan (AMDK) diyakini akan berada dalam arah yang positif di tahun 2022.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat menyampaikan, apabila situasi dalam negeri kondusif dan pandemi Covid-19 dapat dikendalikan bersama melalui penegakan disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi yang sesuai target, maka besar kemungkinan bisnis AMDK akan tetap moncer.
“Program stimulus ekonomi dari pemerintah yang sesuai rencana baik kepada masyarakat maupun dunia usaha juga menjadi faktor penentu kinerja bisnis AMDK,” imbuh dia, Jumat (4/2).
Aspadin pun memperkirakan pertumbuhan kinerja penjualan industri AMDK setidaknya mencapai 5% di tahun ini. Bahkan, masih ada ruang bagi pertumbuhan penjualan AMDK mencapai kisaran 8% seperti kinerja sebelum pandemi tiba.
Investasi di industri manufaktur sepanjang 2021 menembus angka Rp325,4 triliun, tumbuh 35,1 persen dibandingkan capaian 2020 sebesar Rp272,9 triliun.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Kamis (27/1/2022), capaian tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sbeesar Rp94,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$15,8 miliar.
Sementara itu, berdasarkan sektor industrinya, investasi di logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya, mencatatkan total investasi tertinggi sebesar Rp117,5 triliun dengan pertumbuhan 13 persen.
Capaian tersebut diikuti dengan sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp117,4 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp107,4 triliun, listrik, gas dan air sebesar Rp81,6 triliun dan pertambangan Rp81,2 triliun.
Membuka 2022, purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia mencatatkan angka ekspansif 53,7 pada bulan pertama tahun ini, naik tipis dari posisi Desember 2021 di level 53,5.
Menurut data PMI IHS Markit, angka tersebut mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama lima bulan berturut-turut, dengan tingkat pemulihan terkuat sejak November 2021.
Kondisi permintaan secara umum menguat, sebagian karena kenaikan penjualan asing yang mendukung peningkatan lebih tajam pada output manufaktur. Hal ini kemudian mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan kenaikan tipis pada ketenagakerjaan.
Kenaikan permintaan barang buatan Indonesia pada bulan lalu menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan, dengan pesanan ekspor mencatatkan angka rekor.
Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) mencatat volume produksi pada 2021 naik 12,8 persen menjadi 1,24 juta ton dari capaian 2020 sebesar 1,1 juta ton.
Namun demikian, Ketua Umum AKLP Yustinus Gunawan mengatakan penjualan hanya mampu terkerek 4,2 persen terkendala masalah logistik dan kelangkaan kontainer. Hal itu juga berimbas pada turunnya komposisi ekspor yang semula 41 persen menjadi 36,5 persen.
"Komposisi ekspor turun 4,9 persen, dan rasio pasokan ke domestik menjadi 63,5 persen atau meningkat 10,2 persen," kata Yustinus kepada Bisnis, Selasa (25/1/2022).
Kapasitas terpasang kaca lembaran lokal tercatat mencapai 1,35 juta ton per tahun. Pada 2019 atau sebelum pandemi, produksi mencapai 1,12 juta ton dengan utilitas 83 persen. Pada 2020, produksi turun tipis menjadi 1,10 juta ton, dengan utilitas produksi hanya turun 2 persen saja.
Page 89 of 126