Masa depan industri halal Tanah Air cukup cerah. Sebab, setelah meraup US$184 miliar pada 2020, industri halal Indonesia diproyeksikan meningkat 14,96 persen menjadi US$281,6 miliar pada 2025.

Proyeksi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tersebut selaras dengan data "State of the Global Islamic Economy Report Tahun 2022" yang memperkirakan pengeluaran total umat Muslim global mencapai US$2,8 triliun pada 2025 atau meningkat 7,5 persen (CAGR).

Laporan yang sama juga memperkirakan total pengeluaran umat muslim global pada 2022 akan tumbuh sebesar 9,1 persen yang berasal dari 6 sektor riil ekonomi syariah.

Antara lain, sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, kosmetika, farmasi, media dan rekreasi, serta travel," tulis laporan tersebut seperti dikutip, Minggu (2/10/2022).

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) dalam "Indonesia Halal Market Reports 2021/2022" mencatat potensi kontribusi ekonomi syariah sebesar total US$5,1 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Salah satu kontributor utamanya adalah ekspor produk halal, di samping beberapa hal lain seperti pertumbuhan penanaman modal asing serta substitusi impor.

Menanggapi peluang tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan negara-negara lain juga menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal.

"Dengan potensi pasar yang sangat besar tersebut, negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal mereka," ujar Agus.

Artinya, kata Agus, pelaku industri halal nasional sedang mendapatkan momentum untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, tidak lagi sekadar menjadi target pasar produk halal.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com