Pemerintah tengah memacu upaya diversifikasi produk industri pangan menyusul kinerja apik pada kuartal II/2022. Upaya tersebut dilakukan melalui optimalisasi segmen IKM.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah mengintervensi melalui beberapa cara seperti pemanfaatan teknologi untuk kesiapan bahan baku dan branding hilirisasi produk.

"Kami juga memfasilitasi perluasan akses pasar melalui link and match dengan mempertemukan pelaku IKM dengan eksportir, industri besar, retail maupun horeka," kata Agus, Selasa (23/8/2022).

Beberapa dukungan teknis lainnya meliputi manajemen usaha IKM, sistem mutu, teknis produksi, kemasan dan trace ability, termasuk dukungan industri 4.0 di sentra IKM.

Agus menilai, para pelaku IKM memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan bahan baku, karakteristik proses produksi, serta kebutuhan sumber daya manusia (SDM).

Hal tersebut, lanjutnya, membentuk ekosistem sentra IKM yang terdiri atas para pelaku usaha, sektor hulu, pemasaran, dan juga pengurus di lokasi sentra.

"Dengan memperhatikan karakteristik dari bahan baku yang ada, intervensi Kemenperin meliputi penguatan kelembagaan sentra IKM dan pemetaan lokasi sentra IKM [industri pangan]," ujarnya.

Upaya diversifikasi produk industri pangan dilakukan setelah sektor itu menyokong sebesar 38,38 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada kuartal/II 2022.

Selain itu, subsektor industri pangan turut memberikan andil besar terhadap capaian nilai ekspor nasional yang menembus angka US$21,35 miliar.

Industri pangan juga tercatat memberikan surplus neraca perdagangan senilai US$12,95 miliar. Lima komoditas ekspor dari industri pangan adalah minyak kelapa sawit, bungkil sawit, margarin, minyak kelapa, dan udang beku.

sumber: https://ekonomi.bisnis.com