Industri furnitur dan kerajinan Indonesia memiliki peran penting bagi pertumbuhan perekonomian.

Penyelenggaraan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) telah terbukti membawa efek positif sangat besar terhadap industri furnitur dan kerajinan Indonesia sehingga pasar furnitur serta kerajinan Indonesia bisa terus berkembang.

Bahkan, di tengah pandemi, industri furnitur dan kerajinan masih bisa menunjukkan performa cukup baik.

“Saya optimis bahwa pulihnya belanja masyarakat akhir-akhir ini akan mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik untuk tujuan ekspor maupun konsumsi domestik. Optimisme ini cukup beralasan mengingat kinerja ekspor industri furnitu pada 2021 mencapai nilai US$2,5 miliar,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/8/2022).

Ia menyatakan pertumbuhan konsumsi furnitur global juga semestinya menjadi momentum dan peluang bagi industri furnitur dan kerajinan dalam negeri untuk meningkatkan kinerjanya.

Konsumsi furnitur global tumbuh pada 2022
Berdasarkan hasil kajian Centre for Industrial Studies (CSIL), konsumsi furnitur global pada 2022 diperkirakan tumbuh sebesar 3,9 persen.

Hasil studi CSIL ini diperkuat Consumer Market Outlook yang dikeluarkan Statista, yang memperkirakan pendapatan industri furnitur global akan terus meningkat secara konsisten dari US$1,3 triliun pada 2020 menjadi US$1,6 Triliun pada 2025.

“Secara lugas dan jelas, kita dapat menangkap adanya optimisme global terhadap industri furnitur. Karena itu, industri furnitur dalam negeri tidak boleh kalah dan harus segera menangkap peluang ini,” tegas Agus Gumiwang.

Ia mengatakan aksi afirmatif pemerintah untuk mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri juga mesti menjadi momentum bagi industri furnitur dan kerajinan untuk meningkatkan kinerja serta penyerapan produknya.

Industri mebel dan kerajinan menunjukkan kinerja cukup bagus
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menyatakan penyelenggaraan pameran IFEX merupakan upaya HIMKI untuk menunjukkan kualitas produk-produk furnitur dan kerajinan Indonesia ke publik.

Menurutnya, di tengah kondisi pandemi, industri mebel dan kerajinan masih menunjukkan kinerja cukup bagus.

“Pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mencapai angka signifikan. Pertumbuhan ekspor mebel mencapai 32 persen dan kerajinan mencapai 16 persen dengan rata-rata kenaikan keduanya mencapai 27 persen,” ujar Abdul Sobur.

Ia menjelaskan, pertumbuhan pada 2021 merupakan pertumbuhan terbesar dalam 10 tahun terakhir. Untuk menjaga momentum pertumbuhan, ia mengatakan para pelaku industri membutuhkan bantuan dan dukungan pemerintah dalam hal kebijakan, khususnya terkait kewajiban sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).

Menteri Agus mengatakan SVLK ditujukan untuk menjaga aspek kelestarian lingkungan dan lacak balak bahan baku (sustainability and traceability) pada produk kayu.

Aspek sustainability dan traceability sekarang ini mendapat perhatian besar, bahkan menjadi syarat di pasar global.

Di sisi lain, ia mengatakan pemberlakuan SVLK wajib di industri hilir dipandang kurang relevan dan melahirkan hight cost economy di industri hilir kayu (industri furnitur dan kerajinan).

Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan berbagai langkah dan dukungan terhadap upaya pemecahan isu-isu terkait dengan pengembangan industri mebel serta kerajinan Indonesia.

Sumber: https://www.kompas.com