Perusahaan alat berat didorong untuk melakukan perluasan pabrik untuk mengantisipasi lonjakan permintaan alat berat akibat lonjakan kebutuhan batu bara dunia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengatakan langkah itu perlu diambil karena permintaan batu bara dari Eropa dan harga komoditas tersebut akan terus tinggi dalam 2-3 tahun ke depan.

Dengan kata lain, kata Bhima, persediaan alat berat di Indonesia diperlukan untuk keperluan jangka panjang. Selain produsen dari luar negeri, sambungnya, perusahaan dalam negeri didorong untuk melakukan perluasan pabrik.

"Perlu ada tim dari BKPM untuk memanfaatkan situasi ini. Sebab, lebih baik ada relokasi pabrik alat berat ke Indonesia daripada harus impor," ujar Bhima kepada Bisnis, Senin (20/6/2022).

Terkait dengan upaya itu, dia juga meminta sektor perbankan untuk tidak ragu-ragu dalam menyalurkan pinjaman dengan bunga rendah. kepada pelaku industri alat berat.

Mengutip pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan sejumlah negara sudah mengajukan permintaan batu bara dari RI.

Beberapa di antaranya bahkan sudah memulai transaksi, seperti Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, dan Belanda. Jerman menjadi negara yang sudah resmi mengajukan permintaan 150 juta ton.

Terkait dengan kondisi itu, Hendra pun terang-terangan meminta dukungan terkait dengan ketersediaan alat tambang, termasuk alat berat.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com