Capaian pertumbuhan ekspor industri manufaktur sepanjang tahun ini tak lepas dari pengaruh eksternal yang mendatangkan limpahan order untuk pelaku usaha dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal itu mengindikasikan naiknya kepercayaan pasar internasional pada industri dalam negeri.

"Saya mendapat laporan bahwa order-order dari luar negeri makin kencang ke Indonesia," kata Agus di Jakarta, Senin (15/11/2021).

Agus mengatakan hal itu terlihat pada beberapa sektor industri yang mengalami kenaikan ekspor, misalnya otomotif yang pengapalan completely built-up (CBU)-nya naik 30 persen.

Selain itu, ekspor industri elektronika rumah tangga juga naik dua kali lipat. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor industri pengolahan nonmigas atau manufaktur menembus angka US$143,76 miliar pada Januari-Oktober 2021.

Angka tersebut meningkat 35,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$106,08 miliar. Dengan capaian tersebut, industri manufaktur tetap memberikan kontribusi terbesar yakni hingga 77,16 persen dari total pengapalan nasional senilai US$186,32 miliar.

"Sektor industri masih punya tingkat resiliensi yang tinggi terhadap berbagai tentangan global, termasuk dampak pandemi Covid-19," lanjutnya.

Selain itu, Agus juga menegaskan sektor industri manufaktur memiliki peranan penting terhadap pembentukan struktur neraca perdagangan nasional. Pada Januari-Oktober 2021, neraca perdagangan sektor industri pengolahan menunjukkan surplus sebesar US$26,33 miliar.

Adapun pangsa pasar utama ekspor nonmigas Indonesia di antaranya China, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Pada Oktober 2021, pangsa ekspor Indonesia ke Asean sebesar US$3,55 miliar dan ke Uni Eropa sebesar US$1,54 miliar.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com