Di tengah gelombang baru pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat, pelaku industri makanan dan minuman (mamin) masih optimistis mencatat pertumbuhan 5–7 persen.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan tahun lalu kendati ekonomi mengalami resesi industri mamin masih mencatat kinerja positif 1,58 persen. Sementara per kuartal I/2021, pertumbuhan mamin tercatat di level 2,45 persen.

Oleh karena itu, dengan keyakinan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4–5 persen mamin masih akan mencapai kinerja sesuai yang ditargetkan dari awal tahun ini.

"Kami masih yakin akan tumbuh 5–7 persen seiring dengan konsumsi rumah tangga yang penurunannya perlahan berkurang jika dibanding tahun lalu juga kelas menengah yang mulai berani berbelanja," katanya dalam Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).

Meski demikian, industri mamin juga tidak lepas dari tantangan kinerja selama pandemi Covid-19. Menurutnya kenaikan sejumlah bahan baku komoditas pangan seperti terigu, jagung, dan gula membuat pelaku usaha harus menambah beban biaya produksi.

Belum lagi kelangkaan kontainer sebagai akibat ketidakseimbangan permintaan dan pasokan membuat harga logistik melambung tinggi. Alhasil, meski tetap optimistis kinerja industri meningkat tetapi belum tentu akan sejalan dengan keuntungan perusahaan.

"Kami juga tentu dituntut melakukan berbagai adaptasi dengan perubahan pola kegiatan masyarakat saat ini seperti tren pembelian melalui online dengan memanfaatkan berbagai platform yang ada," ujar Adhi.

Sisi lain, Adhi menyebut peluang industri mamin ke depan adalah berbagai produk dengan nilai tambah serta fungsi dan kualitas yang baik.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com