Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai kinerja industri manufaktur telah tumbuh dengan baik dalam 6 bulan terakhir.

“Kita patut bersyukur kinerja industri pengolahan nonmigas menguat dan tumbuh positif dalam 6 bulan terakhir,” katanya, Minggu (16/5/2021).

Agus memparkan manufaktur memang masih menunjukkan angka kontraksi, yaitu minus 0,71 persen tetapi angka tersebut berada di atas angka pertumbuhan ekonomi sebesar minus 0,74 persen.

Kemudian, angka Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia per April tahun 2021 mencetak rekor angka tertinggi sepanjang sejarah yaitu 54,6. Sejalan dengan PMI, utilisasi industri pengolahan nonmigas pada Maret 2021 sebesar 61,3 persen meningkat dibanding dua bulan sebelumnya.

Kinerja ekspor sektor industri pada periode Januari-Maret 2021 mencapai angka US$38,95 miliar dan menghasilkan neraca surplus sebesar US$3,69 miliar. Tiga industri yang memberikan nilai terbesar antara lain industri makanan sebesar US$9,68 miliar, industri logam dasar sebesar US$5,86 miliar, dan industri bahan kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar US$4,30 miliar.

Selanjutnya, nilai investasi sektor industri pada periode Januari-Maret 2021 sebesar Rp88,3 triliun naik 37,97 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai investasi terbesar diberikan oleh industri logam, mesin dan elektronik sebesar Rp31,2 triliun, industri makanan sebesar Rp21,8 triliun, serta industri kimia farmasi sebesar Rp9,4 triliun.

Menperin menyebut, perkembangan positif kinerja industri secara umum tersebut tidak terlepas dari beberapa kebijakan penting Kemenperin seperti penurunan harga gas untuk industri, implementasi Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) di masa pandemi, serta penerapan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP).

“Saya menyampaikan apresiasi yang sebaik-baiknya atas pencapaian ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras bapak dan ibu sekalian di setiap sektor, dalam memperbaiki kinerja industri yang terdampak secara kuat oleh pandemi,” kata Agus.

Pada kesempatan yang sama, Agus menjanjikan akan meningkatkan penyerapan anggaran dengan membangun sistem perencanaan penyerapan anggaran yang baik. Termasuk optimalisasi program-program unggulan Kemenperin seperti Making Indonesia 4.0, subtitusi impor 35 persen pada 2022, dan peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Pasalnya program-program tersebut telah mendapatkan perhatian khusus dari Presiden, sehingga harus menjadi prioritas bagi setiap unit kerja di Kemenperin.

“Saya berharap, sekali lagi, nilai-nilai kejujuran dan disiplin yang ditempa selama puasa Ramadan benar-benar diaktualisasikan dalam rangka meningkatkan etos kerja dan kinerja individu dan organisasi kementerian,” katanya.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com