Ekonom sepakat kinerja industri pada kuartal II/2021 masih akan ekspansif mengingat ada momentum Ramadan dan Lebaran yang terjadi. Meski demikian, kebijakan larangan mudik tentunya akan menjadi salah satu faktor penahan.

Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI) memproyeksi pada kuartal II/2021, kinerja industri pengolahan ini akan lebih ekspansif di level 55,25 persen setelah mencapai level 50,01 pada kuartal I/2021. Ekspansi diperkirakan terjadi pada seluruh subsektor manufaktur dengan capaian tertinggi pada industri kertas dan barang cetakan.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan secara historis level ekspansif PMI-BI belum pernah mencapai 55. Menurutnya, angka itu juga terlalu tinggi untuk kondisi saat ini. "Masih ekspansif iya tetapi rasanya tidak akan sampai 55, mungkin sekitar 53. Kalau kuartal II/2020 memang cukup ekstrim karena mulainya PSBB waktu itu tetapi sekarang larangan mudik yang sebenarnya tidak lantas menurunkan permintaan melainkan lebih ke distribusi," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/4/2021).

Faisal mengemukakan jika masyarakat diizinkan mudik maka permintaan produk industri pengolahan tentu akan menjangkau hingga ke daerah kecil. Belum lagi, jika masyarakat mudik belanjanya akan berbeda dibanding di rumah saja.

Alhasil, distribusi dan permintaan saat Lebaran kemungkinan besar periode ini hanya akan terpusat di kota-kota besar saja.

"Kalau subsektor saya rasa mamin [makanan dan minuman] masih akan paling kuat. Saya belum bisa prediksi kenapa BI menyebut industri kertas karena rasanya tidak ada Pilkada kuartal ini," ujar Faisal.

Sementara itu, pada paruh kedua dia menduga ekspansi akan lebih gencar jika konsistensi program vaksinasi yang cepat dan banyak seperti saat ini terus terjadi. Belum lagi dari ekspor, kondisi Amerika Serikat dan China saat ini semakin bagus di mana keduanya merupakan pasar besar Indonesia untuk sejumlah komoditas dan juga produk manufaktur seperti tekstil dan alas kaki.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com