Realisasi ekspor semen pada awal 2021 berakselerasi secara tahunan. Hal tersebut dinilai mendorong konsumsi semen per Januari 2021 tumbuh positif.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata volume ekspor semen per Januari 2021 sebesar 117.968 ton atau tumbuh 71,3 persen, sedangkan realisasi ekspor clinker mencapai 799.720 ton atau melesat 160,2 persen. Alhasil, volume ekspor industri semen nasional naik 143,94 persen menjadi 917.688 ton.

"Kendati konsumsi dalam negeri masih belum menggembirakan atau turn 5,8 persen secara tahunan, namun industri semen berhasil meningkatkan ekspor naik dua kali lipat lebih, sehingga total penjualan sebesar 5,82 juta ton atau naik 4,3 persen," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (22/2/2021).

Pada Januari 2020, Widodo mendata ekspor semen dan clinker meroket secara tahunan sebesar 40 persen menjadi sekitar 350.000 ton. Dengan kata lain, ada akselerasi volume ekspor pada awal 2021.

Dari sisi penjualan dalam negeri, pertumbuhan positif konsumsi semen hanya terjadi di Pulau Sumatera atau sebesar 2,9 persen menjadi 1,1 juta ton. Sementara itu, wilayah nusantara lainnya masih tertahan di zona merah per Januari 2021.

Adapun, penurunan konsumsi terbesar secara persentase terjadi di wilayah Maluku dan Papua atau anjlok 27,7 persen menjadi 149.697 ton. Namun demikian, penurunan konsumsi terbesar secara volume tetap dipimpin oleh Pulau Jawa yang lebih rendah sekitar 4,2 persen secara tahunan atau sekitar 120.555 ton.

Secara total, konsumsi semen di dalam negeri per Januari 2021 hanya mencapai 4,9 juta ton atau merosot 5,8 persen secara tahunan. Di sisi lain, menyatakan kegiatan infrastruktur masih belum dimulai pada awal 2021. Adapun, pengaruh pandemi Covid-19 dinilai masih mempengaruhi konsumsi semen untuk sektor infrastruktur. Ketua Umum ASI Widodo Santoso berharap agar pembangunan infrastruktur pada tahun ini dapat mencapai target.

Pasalnya, tender paket konstruksi telah dimulai sejak akhir 2020. Secara historis, ujar Widodo, proyek konstruksi dan infrastruktur akan dimulai pada kuartal II. Namun demikian, pandemi Covid-19 merubah hal tersebut.

Pada 2020, ASI mendata pergerakan pembangunan infrastruktur dan perumahan di beberapa provinsi baru mendorong konsumsi semen pada Oktober 2020. Adapun, penambahan konsumsi semen karena pergerakan infrastruktur hanya terlihat pada sembilan provinsi dengan indikasi adanya pertumbuhan konsumsi semen secara tahunan.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com