Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) memproyeksi industri kaca Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara tahun ini setelah pabrik kaca milik KCC Glass dari Korea dan Xinyi Glass Holdings Ltd dari China memulai produksi.

Ketua Umum AKLP Putra Narjadi mengatakan kedua pabrik tersebut akan menambahkan kapasitas produksi masing-masing sekitar 750 ton kaca per hari. Adapun, total kapasitas produksi kaca saat ini sebesar 1,23 juta per tahun.

"Di tahun ini Indonesia akan melewati Malaysia akan kembali menjadi nomor 1 di Asia Tenggara dengan adanya 2 pemain baru dari Korea Selatan dari China yang akan mulai produksi di akhir tahun dan awal tahun depan," kata Putra di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Putra menerangkan Indonesia sempat menjadi produsen kaca terbesar di Asean pada 2-3 tahun lalu. Namun, Malaysia kedatangan 3 pabrik kaca besar sehingga kapasitasnya mencapai 2,04 juta per tahun.

Sebagai informasi, total kapasitas produksi kaca di Asean sebanyak 5,7 juta ton per tahun. Pertama ditempati Malaysia, disusul Indonesia, kemudian Thailand sebanyak 1,23 juta ton per tahun, Vietnam 990.000 ton per tahun, dan Filipina 180.000 ton per tahun.

"Dengan kehadiran mereka kita akan jadi nomor satu lagi di Asean sebagai produsen kaca," ujarnya.

Kendati demikian, konsumsi per kapita kaca lembaran masih rendah yakni di level 3,2 kg per pax dengan proyeksi kebutuhan sebesar 825.000 ton per tahun. Adapun, konsumsi per kapita tertinggi yakni Vietnam pada level 11,5 kg per pax dengan total kebutuhan 1,09 juta ton per tahun.

Untuk itu, industri kaca nasional masih perlu meningkatkan daya saing industri untuk mendorong penyerapan kaca khususnya di segmen pasar properti yang memiliki pangsa 70%, disusul komponen industri 20%, dan kaca otomotif 10%.

Produsen kaca nasional berkomitmen untuk terus mengembangkan industri salah satunya dengan menerapkan ekonomi sirkular, teknologi digital, dan mendorong dekarbonisasi.

"Industri kaca Indonesia sudah menerapkan ekonomi sirkular dengan mendaur ulang pecahan-pecahan kaca yang sudah tidak terpakai menjadi kaca baru," ujarnya.

Beberapa pelaku industri kaca Indonesia juga disebut telah menerapkan teknologi 4.0 dan artificial intelligence dalam proses produksinya. Dengan teknologi tersebut tercipta produk-produk kaca yang lebih ramah lingkungan.

Di sisi lain, AKLP juga akan menghadiri pameran terbesar industri kaca 'glasstec' di Dusselford Jerman pada 22-25 Oktober 2024 yang merupakan pameran business-to-business terbesar untuk industri kaca di dunia. Ajang pameran tersebut menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis kaca nasional.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com