Kinerja dunia usaha pada kuartal III 2023 tetap kuat berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). Ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,65%.

Capaian ini didukung oleh kinerja beberapa Lapangan Usaha (LU) yang meningkat, termasuk LU Pertambangan dan Penggalian karena faktor musiman. Lalu LU Industri Pengolahan didukung oleh permintaan yang masih terjaga, serta LU Konstruksi seiring masih berlangsungnya proyek domestik.

Dikutip dari keterangan Bank Indonesia (BI), Sabtu (14/10/2023), sejalan dengan kinerja kegiatan dunia usaha yang kuat, kapasitas produksi terpakai pada kuartal III 2023 tercatat sebesar 75,17%, meningkat dari 74,88% pada kuartal sebelumnya.

Sementara itu, penggunaan tenaga kerja tetap berada dalam fase ekspansi meski melambat dan kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, meski tidak setinggi kuartal sebelumnya.

Pada kuartal IV 2023, responden memprakirakan kegiatan usaha masih tumbuh kuat dengan SBT sebesar 13,08%. Kegiatan usaha yang tetap kuat diprakirakan terjadi pada LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor.

Adapun LU Industri Pengolahan pada kuartal III 2023 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%). Hal tersebut tercermin dari PMI-BI kuartal III 2023 sebesar 52,93%, lebih tinggi dari 52,39% pada kuartal sebelumnya.

Peningkatan terjadi pada beberapa komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi dan Volume Persediaan Barang Jadi, sementara Volume Total Pesanan juga tetap berada dalam fase ekspansi.

Berdasarkan Sublapangan Usaha (SubLU), peningkatan terjadi pada mayoritas SubLU, dengan indeks tertinggi terjadi pada Industri Alat Angkutan, Industri Mesin dan Perlengkapan, serta Industri Barang Galian Bukan Logam.

Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI yang juga berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 2,81%.

Pada kuartal IV 2023, kinerja LU Industri Pengolahan yang tercermin dari PMI-BI diprakirakan tetap kuat dengan indeks 52,25% dan masih berada pada fase ekspansi. Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan.

Mayoritas SubLU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, diikuti Industri Alat Angkutan dan Industri Barang Galian Bukan Logam.

Sumber: https://finance.detik.com