Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menilai naiknya Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada April 2023 sebesar 0,9 poin menjadi 52,38 akan menambah kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.

“Dengan terlihatnya hasil PMI yang berada di posisi ekspansi, artinya para pelaku industri dan investor di Indonesia tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan usahanya,” kata Agus dalam keterangan resmi pada Selasa (2/5/2023).

Selain itu, dia menuturkan angka PMI manufaktur Indonesia ini akan membuat investor memiliki keyakinan besar jika kondisi pasar kini semakin membaik.

Terlebih, menurut Agus, Indonesia sempat menjadi official country dari pameran Hannover Messe 2023 dengan membawa misi meraup kerja sama maupun investasi untuk industri dalam negeri.

Dalam perhelatan tersebut, Agus menyebut telah terjadi sejumlah kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan pelaku industri nasional dengan para negara mitra dan investor global.

“Kerja sama ini, khususnya di sektor industri, akan dapat membawa dampak positif dalam peningkatan daya saing industri kita dan membuka akses pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Kenaikan PMI ini mengungguli PMI sektor industri di sebagian negara maju yang masih mengalami kontraksi, seperti Jerman (44,0), Prancis (45,5), Inggris (46,6), Korea Selatan (48,1), dan Jepang (49,5).

“Jadi, di tengah pelemahan PMI manufaktur negara-negara maju tersebut, PMI manufaktur Indonesia tetap tumbuh secara akseleratif dan impresif,” ucap Agus.

Dalam catatan Bisnis pada Senin (3/4/2023), PMI manufaktur Indonesia bergantung pada permintaan domestik lantaran permintaan dari luar negeri belum stabil sejak kondisi perekonomian global terguncang perang Rusia-Ukraina.

Hal ini kembali terjadi pada April 2023, saat kenaikan PMI manufaktur utamanya disokong oleh menguatnya permintaan dari dalam negeri. Agus menuturkan dalam hal ini pihaknya memfokuskan kinerja pada pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), termasuk pada proses pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat dan daerah serta BUMN dan BUMD.

“Selain itu, kami proaktif memacu perluasan pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional,” tutupnya.

Sebelumnya, S&P Global merilis purchasing manager’s index (PMI) manufaktur Indonesia pada April 2023 yang mengalami kenaikan sebesar 0,8 poin menjadi 52,7. Sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia pada Maret 2023 lalu berada di angka 51,9.

Meskipun sempat menurun pada Maret 2023, tapi terhitung sejak September 2022 atau 20 bulan lalu, PMI manufaktur Indonesia berada di atas poin 50, artinya kinerja bisnis dalam keadaan yang stabil. S&P Global menuturkan, permintaan pada bulan April bahkan tercatat paling tinggi dibandingkan dengan tujuh bulan terakhir.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com