S&P Global merilis purchasing manager’s index (PMI) manufaktur Indonesia periode Maret 2023 yang mengalami kenaikan sebesar 0,7 poin menjadi 51,9 dari bulan sebelumnya 51,2.

Meskipun sempat menurun 0,1 poin pada bulan Februari lalu, tetapi selama 19 bulan berturut-turut, PMI industri manufaktur Indonesia berada dalam level ekspansi, atau di atas angka 50.

Bahkan angka 51,9 ini menjadi angka tertinggi PMI manufaktur Indonesia sejak bulan September 2022 lalu yang mencapai 53,7.

S&P Global melaporkan, permintaan barang-barang manufaktur Indonesia meningkat pada tingkat tercepat dalam enam bulan pada bulan Maret ini. Hal ini mencerminkan kondisi permintaan dasar yang lebih baik dan peningkatan daya beli konsumen.

Meskipun demikian, pesanan ekspor baru menurun di tengah kondisi pasar global yang melemah. Namun penurunan tersebut masih dalam level moderat. lajunya pengurangan dimoderasi dari Februari dan hanya ringan.

Economics Associate Director S&P Global Jingyi Pan menyebut, kenaikan PMI ini berkaitan dengan pertumbuhan permintaan yang berdampak pada produksi dan mulai adanya penyerapan kembali tenaga kerja serta peningkatan pembelian.

“Pertumbuhan permintaan yang kuat menyebabkan pertumbuhan yang lebih tinggi tingkat produksi antara produsen Indonesia, juga memicu perluasan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian,” kata Jingyi dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).

Jingyi menuturkan, angka ini menjadi sinyal positif sektor manufaktur Indonesia pada Maret 2023. Tekanan pasokan juga dapat dikendalikan dengan baik dan berdampak pada penyingkatan waktu pengiriman. Inflasi juga berada di bawah rata-rata 12 bulan.

“Pada saat yang sama, harga jual meningkat pada tingkat paling lambat sejak November 2020 yang menjadi pertanda baik untuk melanjutkan pelonggaran tekanan inflasi secara keseluruhan di Indonesia,” tambah Jingyi.

Meskipun demikian, Jingyi menyebutkan, tetap dibutuhkan adanya pertumbuhan permintaan yang konsisten agar bisa melanjutkan tren perbaikan kondisi sektor manufaktur di Indonesia.

“Sentimen bisnis tetap positif diantara manufaktur di Indonesia pada akhir kuartal pertama. Meskipun tingkat kepercayaan bisnis meningkat, itu tetap jauh dari rata-rata historis, dan akan menjadi penting untuk melihat pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan untuk mendukung perbaikan lebih lanjut di bidang manufaktur pertunjukan,” pungkas Jingyi.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com