Indonesia terus menggaet investasi pada ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah pede, Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di muka bumi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan beberapa perusahaan telah berniat mau investasi di Indonesia untuk pengadaan baterai lithium. Salah satunya Contemporary Amperex Technology (CATL).

Luhut bercerita bahwa pemilik CATL, Robin Zeng berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia.

"Dia mau invest di Indonesia karena Indonesia sangat bagus untuk dimasuki sekarang. Jadi dia mau bangun ekosistem, dari 1 lithium baterai dan green energy," ucap Luhut dalam acara "Welcoming Stronger Investment Post-Pandemic", dikutip dari YouTube resmi Permata Bank, Rabu (30/11/2022).

Luhut juga mengungkapkan bahwa ia dan Robin sudah melakukan groundbreaking pada saat acara G20 di Bali.

"Dia pun sangat berminat, dan sehari sebelumnya, kami groundbreaking dengan HPAL untuk membuat HPAL bahan baterai lithium itu US$ 4,5 miliar di Vale, Sorowako. Dan dari total, sampai tahun 2027 itu US$ 34 miliar," ucap Luhut.

Dengan adanya investor yang masuk ke Indonesia, Luhut menargetkan pada kuartal 3 tahun 2024 Indonesia sudah mulai memproduksi baterai lithium.

"Kita berharap di tahun 2028 kalau ini semua berjalan dengan bagus, kita mungkin akan (menjadi) the largest lithium battery producer on earth (penghasil baterai lithium terbesar di muka bumi)," ujar Luhut.

Dengan begitu, menurut Luhut ekonomi Indonesia akan semakin kuat dan banyak yang bergantung ke Indonesia.

"Orang akan bangun industri mobil di kita karena kita punya baterainya, harganya lebih murah, pakai clean energy, apa yang tidak kita punya?" ujarnya.

Luhut menambahkan bahwa dari pihak CATL nantinya akan melakukan presentasi terkait investasi yang akan dilakukan di Indonesia.

"Saya bilang gini, besok tim-mu ini paparan ke saya hari Kamis. Apa sih yang kalian mimpi itu. Kalau ini sama dengan pikiran kami, saya jamin kau invest di sini. Lalu kita deal. Dealnya berapa? Ya US$ 35 miliar," ucap Luhut.

Berdasarkan catatan detikcom, pabrik baterai mobil listrik yang digarap Indonesia bersama CATL rencananya dibangun pada tahun 2021.

"Sementara CATL kita lagi dalam proses, doakan, Insyaallah tahun tahun ini juga sudah bisa kita memulai groundbreaking-nya," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/9/2021) silam.

CATL berinvestasi di Indonesia senilai US$ 5,1 miliar atau setara Rp 72,4 triliun (kurs Rp 14.200). Perusahaan tersebut sudah menandatangani kontrak dengan Indonesia yang berdasarkan catatan detikcom, sudah dilakukan pada akhir 2020.

Selain itu berdasarkan catatan detikcom, PT Vale Indonesia Tbk akan membangun smelter nikel berteknologi tinggi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter ini bakal mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate atau MHP.

Pengolahan nikel dilakukan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL. Produk MHP sendiri, diketahui bisa digunakan sebagai salah satu komponen baterai, yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik.

CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan smelter HPAL ini akan dikerjasamakan dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Company atau akrab disebut Huayou. Smelter itu akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk MHP dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton.
-Advertisement-

"Perjanjian kemitraan ini merupakan katalis lain untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dari sumber daya nikel kelas dunia Indonesia," kata Febriany dalam konferensi pers di Hotel Park Hyatt, bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022) lalu.

Sumber: https://finance.detik.com