Investasi di industri pengolahan nonmigas menembus angka Rp103,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), capaian itu tumbuh 17,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp88,3 triliun.
Industri manufaktur menempati urutan kedua penyumbang nilai investasi terbesar kuartal I/2022 sebesar 36,6 persen. Adapun di urutan pertama yakni sektor jasa dengan nilai Rp124,3 triliun dan kontribusi 44 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyoroti peningkatan investasi di sektor kimia dan farmasi yang menempati urutan ke-7 dengan nilai total Rp16,9 triliun. Angka ini naik 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp9,34 triliun.
Industri tekstil membutuhkan investasi baru di sektor hulu untuk mengatasi kendala pasokan bahan baku dari dalam negeri yang kemudian mengerek impor serat dan benang.
Ketua Umum Asosiasi Serat, Benang, dan Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan sejauh ini kemacetan suplai bahan baku masih dapat diatasi dengan importasi. Namun ke depan dibutuhkan satu pabrikan baru produsen polyester dan purified terephthalic acid (PTA).
Kementerian Perindustrian mencatat produsen PTA di dalam negeri hanya ada dua industri, salah satunya Mitsubishi Chemical yang mengalami kebakaran pada Februari 2022.
Belanja produk lokal yang dicanangkan Kementerian Perindustrian telah mencapai nilai komitmen Rp220,80 triliun per 25 April 2022. Nilai tersebut naik dari akhir bulan lalu sebesar Rp214 triliun.
Sementara itu, targetnya pun terkerek dari Rp400 triliun menjadi Rp500 triliun pada 31 Mei 2022. Nilai komitmen tersebut terdiri atas 34.123 paket produk dalam negeri dan melibatkan 6.579 perusahaan produsen produk dalam negeri.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan produk yang paling diminati atau paling banyak dicari saat business matching, seperti tercatat di dashboard.kemenperin.go.id/bisma, meliputi paket infrastruktur, gedung, makanan, kendaraan, laptop, dan mebel.
"Tantangan bagi komoditas furnitur adalah harus adanya permintaan agar dapat masuk e-Katalog. Sehingga, IKM harus mempersiapkan banyak gambar produk untuk spesifikasi barang custom untuk produk jenis lemari, meja rapat, maupun meja kerja," kata Reni dalam keterangannya, Senin (25/4/2022).
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kontribusi ekspor industri paling dominan, yakni 76,37 persen dari total nilai ekspor nasional yang berada di angka 66,14 miliar dolar AS pada kuartal I-2022.
“Sektor industri masih konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor nasional, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, terutama dampak pandemi dan perang antara Rusia-Ukraina,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kinerja ekspor industri pengolahan menembus 50,52 miliar dolar AS pada Januari-Maret 2022, atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38,95 miliar dolar AS.
Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri manufaktur di Indonesia yang semakin semangat untuk memperluas pasar ekspornya, meskipun menghadapi berbagai tantangan saat ini.
Produsen baja non pelat merah minta dilibatkan dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, salah satunya PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP).
Direktur Urusan Korporat Gunung Raja Paksi Fedaus mengatakan pelibatan pihak swasta dalam mega proyek tersebut akan menaikkan utilitas kapasitas produksi industri yang saat ini masih di kisaran 50 persen.
"Prospek sih menurut kami masih bagus, kami hanya menunggu IKN saja nanti. Kalau bisa kami diikutsertakan, swasta, jangan hanya BUMN saja yang masuk. Porsinya tidak usah banyak-banyak 75 persen BUMN, 25 persen swasta," kata Fedaus di Jakarta, Kamis (22/4/2022).
Menurut Fedaus hal itu juga menjadi aspirasi produsen baja yang tergabung dalam Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).
Pemulihan industri manufaktur belum dapat dilepas tanpa insentif meski roda produksi sudah mulai kencang berputar. Di satu sisi permintaan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, di sisi lain faktor geopolitik memberikan tekanan berupa inflasi dan kemacetan rantai pasok bahan baku.
Ketua Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johnny Darmawan berpendapat untuk mempertahankan momentum ekspansi, pelaku usaha masih memerlukan insentif dari pemerintah.
"Kalau mau menjaga momentum ini, pemerintah harus memikirkan insentif, bukan BLT. Tetapi di lain pihak pemerintah lagi pusing kepala, karena utang bertambah," kata Johnny saat dihubungi, Senin (18/4/2022).
Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) pada kuartal I/2022 menunjukkan angka 51,77 persen, naik dari triwulan sebelumnya 50,17 persen.
Page 91 of 136