Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kemandirian sektor kesehatan di Indonesia, salah satunya dengan mendorong pelaku industri dalam negeri untuk memproduksi alat kesehatan.

Menurutnya, pandemi Covid-19 menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

“Bahan baku kesehatan banyak yang tersedia di Indonesia walaupun tidak 100 persen, jadi kita harus bekerja sama dengan baik dalam membicarakan hal ini, tetapi ditekankan sekali lagi, kita jangan impor 100 persen bahan baku dari luar,” kata Luhut dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan, Senin (30/8/2021).

Lebih lanjut, dia menambahkan, untuk meningkatkan produksi dalam negeri diperlukan perubahan mindset demi terlepasnya ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Menko Luhut mengimbau semua industri untuk proaktif membuat berbagai alat dan obat dalam negeri.

“Kami dukung semua pembuatan dalam negeri, masalah perizinan dan lainnya akan terus kami bantu,” tegasnya.

Dia juga menyebutkan ada enam tren global yang kini terus berjalan dan harus diantisipasi ke depan, salah satunya adalah konsentrasi penyakit dan peningkatan pandemi akan terus berkembang.

“Kita tidak mampu memprediksi berbagai pandemi yang akan terjadi kedepannya,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, produksi vaksin dalam negeri juga harus terus didorong agar vaksinasi dapat berjalan lebih maksimal.

“Kita memiliki pasar yang begitu besar, kita harus manfaatkan ini demi mampu masuk ke global supply-chain, kita bisa buat contohnya di Morowali, agar lebih efektif dan menjadikan negeri ini sebagai hub sektor kesehatan,” imbuhnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan dukungannya dalam pembelian alat kesehatan dalam negeri harus diprioritaskan dari hulu ke hilir.

“Kita semua harus bahu membahu, harus bekerja sama demi pembelian alat kesehatan mandiri di Indonesia,” ujar Menkes.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com