Kementerian Perindustrian menggencarkan program restrukturisasi mesin dan peralatan untuk meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) Tanah Air.

"Kami mendukung IKM untuk mengambil langkah ini karena selain dapat memproduksi produk-produk dengan kualitas bagus, kuantitasnya juga terkejar dan meningkat pesat," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat kunjungan kerja ke IKM kosmetik PT Bali Alus di Denpasar, Bali, Senin.

Agus menambahkan saat ini Kemenperin juga mendorong restrukturisasi mesin dan peralatan IKM tersebut dengan memprioritaskan produksi dalam negeri.

Menurut dia, banyak keuntungan dengan menggunakan mesin dan peralatan dalam negeri antara lain nilai tambah tetap berada di Indonesia dan harganya juga terjangkau.

"Ini sekaligus mendorong kemandirian permesinan IKM kita," jelas Menperin.

Agus mengatakan kemandirian tersebut bukan hanya produk, melainkan juga proses produksi termasuk peralatannya.

Untuk itu, Menperin akan mendata kebutuhan mesin yang digunakan IKM untuk kemudian melakukan link and match dengan perusahaan dalam negeri yang memproduksi mesin dan peralatan terkait.

"Dengan demikian, kebutuhan mesin-mesin yang digunakan IKM dapat diproduksi di dalam negeri sendiri," ujarnya.

Beradaptasi
Agus mengatakan IKM kosmetik dan juga produk kesehatan (wellness), menunjukkan adaptasi yang tinggi saat pandemi ini, terutama terhadap perubahan pola perilaku konsumennya.

"Untuk terus bertahan, industri kosmetik dan produk wellness (kesehatan) perlu terus beradaptasi dengan kebiasaan baru masyarakat, antara lain dengan menggarap pasar online," ujarnya.

Menperin mengatakan pandemi telah menggeser pola belanja dari offline menjadi online.

Hal ini terlihat dari data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menunjukkan peningkatan transaksi online produk perawatan tubuh, seperti kosmetik dan spa sebesar 80 persen pada 2020.

Ia mengatakan kebijakan pembatasan sosial menyebabkan konsumen menjadi lebih banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak waktu merawat kulit, badan, dan rambut.

Dampaknya, belanja produk perawatan tubuh di rumah semakin meningkat, menggantikan kebutuhan salon dan spa.

"Hal ini menjadi peluang bagi IKM kosmetik dan produk spa untuk terus meningkatkan penjualannya," ujar Menperin yang didampingi Ketua Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih.

Bali Alus yang berdiri sejak 2000 merupakan salah satu unggulan IKM di Bali yang menghasilkan produk-produk kosmetik dan spa.

Saat ini, Bali Alus memproduksi 400 varian produk dan terus menyesuaikan produksinya dengan kebutuhan pasar. Bali Alus juga telah mengekspor produknya ke Korea Selatan.

"Dengan mampu mengekspor produk ke Korea Selatan, menunjukkan kualitas dan kualifikasi produk yang memang sudah tinggi," ujar Menperin.

Ia menambahkan diversifikasi tujuan ekspor penting bagi IKM. Untuk itu, Kemenperin bekerja sama dengan platform marketplace internasional seperti Alibaba, agar produk IKM menjangkau pasar luar negeri.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan pihaknya melakukan pelatihan SDM melalui bimbingan teknis, pengembangan teknologi melalui fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan, dan fasilitasi transformasi menuju industri 4.0.

"Selain itu, fasilitasi legalisasi seperti Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan izin edar, serta fasilitasi pemasaran digital melalui program e-Smart IKM, serta pameran virtual IKM kosmetik dan produk spa," ucapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan sebesar 9,39 persen.

Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB sebesar 1,92 persen dengan nilai ekspornya yang mencapai 1,4 miliar dolar AS.

Selain mengunjungi Bali Alus di Desa Pemecutan Kaja, Kota Denpasar, Menteri Perindustrian juga berkunjung ke IKM pangan Delicacao Bali di Desa Kaba Kaba, Kabupaten Tabanan.

"Saya berharap, melalui peninjauan ini, kami bisa mendapatkan informasi melalui sudut pandang langsung pelaku IKM khususnya di Bali, sehingga bisa menjadi masukan bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas program-program pembinaan yang kami lakukan agar lebih optimal dan lebih tepat sasaran," kata Menperin Agus.

Sumber: https://www.antaranews.com