Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar 52,75 atau ekspansi. IKI meningkat 0,27 poin dibandingkan September.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, peningkatan ini ditopang oleh ekspansi 22 subsektor industri manufaktur, yang berkontribusi 97,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur nonmigas pada Triwulan II-2024.
Subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri minuman, yang mengalami kenaikan signifikan karena peningkatan pesanan domestik menjelang Pilkada serentak dan persiapan Hari Raya Natal serta Tahun Baru.
Di sisi lain, industri barang galian nonlogam juga mengalami ekspansi, namun sedikit menurun 3,32 poin dibandingkan bulan sebelumnya, di mana produk dari RRT masih mendominasi pangsa pasar domestik. Terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/2024 yang menerapkan Bea Masuk Antidumping (BMAD) pada keramik impor diharapkan bisa meningkatkan optimisme pelaku usaha di subsektor ini.
Industri kayu dan produk kayu lainnya mengalami kontraksi akibat penurunan permintaan ekspor ke China dan Jepang, meskipun ekspor ke Uni Eropa mengalami peningkatan 16,7 persen yoy. Namun, isu kebijakan geolokasi di Eropa dan kekhawatiran lingkungan masih membuat pembeli bersikap hati-hati.
Optimisme pelaku usaha meningkat setelah pelantikan Presiden, Wakil Presiden, dan kabinet baru, dengan 73,3 persen pelaku usaha menyatakan optimis terhadap kondisi usaha mereka, naik 1,8 persen dari bulan September. Beberapa faktor yang mendukung optimisme ini meliputi kebijakan pemerintah baru seperti Program Makan Bergizi Gratis untuk anak sekolah, hilirisasi mineral dan hasil sumber daya, serta penggunaan kendaraan dinas lokal.
Meski demikian, deflasi yang terus terjadi menandakan adanya penurunan daya beli masyarakat. Dia mengingatkan perlunya kebijakan yang mendukung daya beli untuk mendorong permintaan dalam negeri. Di sisi lain, tren penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan investasi domestik dan pertumbuhan sektor industri secara keseluruhan.
Febri menambahkan, masih terdapat pekerjaan rumah dalam meningkatkan kinerja sektor manufaktur, khususnya dalam menekan impor yang tidak terkendali. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan impor produk tekstil sebesar 5,82 persen pada Agustus 2024 meskipun telah diberlakukan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Oleh karena itu, Kemenperin mengusulkan pengembangan pelabuhan di Sorong, Bitung, dan Kupang untuk menjadi pintu masuk produk impor guna mengurangi persaingan langsung dengan produk domestik.
Kemenperin juga mengupayakan perpanjangan BMTP pada impor pakaian dan aksesori, serta mengharapkan pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah terkait gas bumi untuk kebutuhan domestik. “Program hilirisasi dan komitmen pemerintah untuk mendukung industri lokal adalah langkah krusial menuju stabilitas ekonomi Indonesia,” tutup Febri.
Sumber: https://rm.id