Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyebut, peningkatan impor bahan baku/penolong dan barang modal yang mengalami peningkatan pada Juli 2024. Padahal, produktivitas manufaktur tengah berada di level kontraksi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor bahan baku/penolong meningkat 17,21% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau US$2,35 miliar pada Juli 2024 menjadi US$16,03 miliar, sedangkan impor barang modal naik 21,21% mtm atau naik US$636,1 juta menjadi US$3,64 miliar.

Sekjen Inaplas Fajar Budiono mengatakan, kenaikan impor produktif untuk industri itu bukan mengarah pada peningkatan produksi, melainkan upaya untuk mengamankan stok untuk beberapa bulan ke depan di tengah kondisi geopolitik global yang masih memanas.

"Bukan ke arah situ, kenaikannya lebih-lebih banyak mengamankan persediaan aja. Kenapa? Karena kontainer-kontainer kan ini agak bermasalah nih ketersediaannya sehingga kita main aman, kita coba mengamankan stok dulu," kata Fajar kepada Bisnis, Kamis (15/8/2024).

Terlebih, ketersediaan bahan baku untuk industri plastik sempat terganggu imbas aturan larangan dan pembatasan (lartas) impor beberapa waktu lalu. Setelah direlaksasi, pelaku usaha mulai menyetok untuk produksi meskipun daya beli masih rendah.

Hal ini terlihat dari industri pengguna plastik seperti makanan dan minuman yang juga masih melambat pertumbuhannya. Tak hanya itu, Fajar menerangkan masih ada banyak momentum lain yang dapat menjadi peluang industri untuk bangkit.

"Ini momentumnya sebenarnya kalau kita mau bangkit, ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan. Kembali lagi nanti tergantung dari kabinet baru atau pemerintahan baru ini, seberapa lincah dan seberapa piawainya dalam memanfaatkan kondisi-kondisi yang menjadi keunggulan-keunggulan kita," tuturnya.

Dia berharap transisi pemerintahan dapat berjalan dengan lancar. Setelah momentum tersebut permintaan dapat meningkat sebagai efek dari tahun baru, puasa dan lebaran yang juga dapat terdongkrak.

Seiring dengan peningkatan bahan baku dan barang modal untuk produksi, industri juga membutuhkan langkah pemerintah untuk menjaga pasar dalam negeri dari serbuan barang impor.

"Kalau tidak, nanti di semester pertama tahun depan pasti akan turun. Karena barang ini kan sifatnya cuma safety stock saja, tidak untuk support ke permintaan yang naik," tuturnya.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com