Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menilai proses pemulihan sektor industri berorientasi ekspor Indonesia tidak akan lama setelah pemerintah memberikan izin percobaan beroperasi dengan kapasitas 100 persen.
"Menurutnya, tren ekspor produk nonmigas dalam negeri selama sisa tahun akan moncer. Kapasitas bekerja 100 persen akan menomalisasi proses operasional sektor usaha berorientasi ekspor," ujar Benny kepada Bisnis, Rabu (18/8/2021).
Terkait dengan kemungkinan penyerapan tenaga kerja yang dirumahkan terlambat, Benny memastikan kondisi pun tidak akan terjadi di indusdtri berorientasi ekspor. Pun dia mengatakan proses perekrutan kembali tidak akan memakan waktu yang lama.
Sebab, jelasnya, sebagian besar pekerja di sektor tersebut tinggal satu kawasan dengan pusat industri.
Industri mebel dan kerajinan atau furnitur mencatat kinerja yang baik selama semester I/2021. Sayangnya, peningkatan ekspor sektor tersebut masih diikuti dengan impor yang juga meningkat.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat sepanjang enam bulan pertama tahun ini ekspor mebel dan kerajinan meningkat 35,4 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan didorong oleh produk mebel yang melesat 39,9 persen dan produk kerajinan naik 24,8 persen.
Adapun, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan berkontribusi sebanyak 50,2 persen, diikuti oleh Jepang, Belanda dan Jerman yang masing-masing 7,4 persen, 5,3 persen, dan 4,3 persen.
Sementara itu, impor mebel sepanjang semester I/2021 juga naik 36,3 persen dan kerajinan tumbuh 20,8 persen. Secara total impor mebel dan kerajinan meningkat 29,1 persen yoy yang didominasi oleh produk asal China dengan porsi 76,9 persen.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita akan memperketat komitmen Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) untuk industri baja sehingga industri ini dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Baja ini merupakan sektor yang sangat penting yang akan terus kami bina. Beberapa langkah ke depan yang akan kami lakukan tentu bekerja sama dengan kementerian lain untuk memperketat komitmen kita terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), khususnya (baja) untuk infrastruktur," kata Menperin Agus Gumiwang saat menghadiri konferensi pers Nota Keuangan secara virtual, Senin.
Pada kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang memiliki komitmen tinggi dalam menggunakan produk baja nasional dalam berbagai proyek infrastruktur.
Melalui revisi Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 31/2021 tentang PPKM level 4 di Wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua, pemerintah melakukan evaluasi yakni mengizinkan sektor esensial orientasi ekspor beroperasi penuh.
Tekait hal itu pengusaha pun menyambut baik karena telah sesuai dengan harapan relaksasi PPKM yang dinantikan selama ini.
Koordinator Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan jika mempertimbangkan tren permintaan pasar global, pelaku usaha melihat saat-saat ini adalah waktu yang krusial bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Hal itu akibat tren normalisasi permintaan pasar global sangat kuat sehingga diperkirakan dalam akhir tahun ini atau tengah tahun depan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai 2019 dan 2020 merupakan tahun penuh tekanan khususnya bagi sektor industri manufaktur.
Pelambatan pertumbuhan industri manufaktur membuat beberapa kalangan berpendapat bahwa sedang terjadi atau setidaknya sudah ada gejala deindustrialisasi di Indonesia.
"Realitanya, sektor industri pengolahan di Indonesia selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif dan selalu menjadi motor penggerak perekonomian nasional," katanya dalam Refleksi HUT RI Ke-76, Selasa (17/8/2021).
Agus menyebut pertumbuhan negatif hanya terjadi sebanyak dua kali akibat kejadian luar biasa, yaitu minus 11,5 persen akibat dampak krisis 1997 dan minus 2,93 persen pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu peningkatan kemampuan industri alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) di tanah air, termasuk dalam memanfaatkan teknologi tinggi sekaligus mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal.
Dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri, produk-produk industri pertahanan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus bisa menjadi raja di ASEAN.
“Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pertahanan, di antaranya kerja sama untuk pengembangannya. Kami mendorong sektor ini untuk berkontribusi mendukung NKRI dalam konteks kemandirian industri,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu.
Page 107 of 126