Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) menggelar Silaturahmi Nasional Kawasan Industri 2025. Mengusung tema “Peningkatan Daya Saing Kawasan Industri untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi 8%”, kegiatan ini menegaskan peran penting kawasan industri dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, agar sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo untuk membawa Indonesia keluar dari middle-income trap.

“Saat ini, kita memiliki 168 kawasan industri yang beroperasi. Kita perlu memastikan daya saing dan investasi terus meningkat agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam sambutannya di Jakarta, Selasa (18/3). Wamenperin juga menegaskan bahwa kawasan industri bukan sekedar lokasi industri, tetapi juga sebagai pusat ekosistem industrialisasi yang mendorong produktivitas nasional.

Kinerja ekspor industri pengolahan atau industri manufaktur di Indonesia mengalami kenaikan per Februari 2025, di tengah maraknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) para buruh atau kelas pekerja di Tanah Air.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor industri manufaktur per Februari 2025 senilai US$ 17,65 miliar atau naik 29,56% dibanding bulan yang sama pada tahun lalu, dan dibanding Januari 2025 naik 3,17%.

"Komoditas yang mendorong kenaikan ekspor sektor industri pengolahan pada Februari 2025 secara month to month adalah minyak kelapa sawit meningkat 47,57%, mesin untuk keperluan umum yang meningkat 105%, dan juga barang perhiasan atau barang berharga yang meningkat 14,83%," kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Amalia mengatakan, bila dikaitkan dengan permasalahan tenaga kerja di sektor industri itu, perlu dikaitkan dengan data-data yang tercakup di dalam Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas.

Pemerintah berencana melakukan deregulasi perizinan investasi di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) guna meningkatkan daya saing industri serta menarik lebih banyak investor.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sektor padat karya ini memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.

“Sektor padat karya yang terutama tekstil, produk tekstil, kemudian juga apparel itu kontribusi terhadap ekonomi Indonesia besar karena ekspor lebih dari US$2 miliar, tenaga kerjanya hampir 4 juta orang,” ujar Airlangga di Kantor Presiden, Rabu (19/3/2025).

Menurutnya, di tengah potensi itu, masih terdapat hambatan dalam perizinan yang perlu disederhanakan untuk menarik investor ke sektor tekstil.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor industri kimia sebesar US$ 17,39 miliar atau sekitar Rp 284,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.350) pada tahun 2024. Capaian tersebut tidak hanya menunjukkan pertumbuhan industri kimia, melainkan juga sektor farmasi.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan, kelompok sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh sebesar 5,86% pada tahun 2024. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03%.

Namun, Taufiek mengatakan sektor kimia membutuhkan ekosistem petrokimia dan energi yang terintegrasi. Dengan ekosistem tersebut, ia meyakini produksi sektor kimia dalam negeri berdaya saing.

"Untuk semakin memacu kinerja industri kimia ini, challenge kita adalah Indonesia perlu menumbuhkan ekosistem sektor petrokimia dan energi yang terintegrasi sehingga bisa lebih berdaya saing," kata Taufiek dalam keterangannya, dikutip Minggu (16/3/2025).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang 2024. Pertumbuhan ini sejalan dengan perkembangan realisasi investasi yang dicatatkan sektor mamin.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, realisasi investasi sektor mamin mencapai Rp 110,57 triliun pada 2024. Capaian ini menandai minat investor terhadap industri mamin dalam negeri.

"Investasi sektor industri makanan dan minuman masih bertumbuh dan diminati oleh para investor. Hal ini terlihat dari perkembangan realisasi investasi di sektor Industri makanan dan minuman yang mencapai Rp 110,57 triliun pada tahun 2024," kata Faisol dalam sambutannya pada pembukaan Bazar Ramadan 2025 di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025).

Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyambut baik penerapan kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD). Kebijakan ini dianggap mampu menjaga daya saing industri baja nasional dan menekan produk baja impor dengan harga yang lebih murah.

Diketahui, kebijakan BMAD ini berupa bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap produk impor yang dijajakan dengan jauh di bawah harga produksi atau harga pasar di negara asalnya, atau disebut dumping. Kegiatan ini melemahkan produsen dalam negeri dan menurunkan daya kompetitif bahkan untuk bersaing di pasar.

Chairman IISIA Akbar Djohan mengatakan, BMAD membantu mendorong industri baja memacu daya saingnya. Kebijakan ini memungkinkan produsen baja tetap berproduksi tanpa khawatir terhadap dumping.