Indonesian Petroleum Association (IPA) menekankan pentingnya pembenahan sejumlah faktor kunci agar arus investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) terus mengalir ke Indonesia.
Senior Manager Exploration Petronas Indonesia, Ruszaidi B. Kahar, mengatakan Indonesia masih memiliki keunggulan dari sisi sumber daya alam.
Berdasarkan data SKK Migas, terdapat 65 cekungan sedimen (basin) potensial yang belum sepenuhnya dieksplorasi, menjadikan Indonesia pasar menarik bagi perusahaan migas global.
"Dari sisi country risk, Indonesia termasuk beruntung karena letaknya strategis dan sumber daya alamnya melimpah," ujarnya dalam Media Briefing IPA Convex 2025, Kamis (24/4).
Namun, lanjut Ruszaidi, potensi sumber daya saja tidak cukup. Aspek keekonomian lapangan, seperti harga jual produk migas dan kepastian pasar (off-taker), menjadi penentu minat investor karena terkait langsung dengan proyeksi pengembalian modal.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya membangkitkan kembali kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional dan tidak akan membiarkan industri TPT menghadapi tantangan sendiri.
Pemerintah bersama seluruh ekosistem industri TPT bersinergi menghadapi berbagai tantangan serius, mulai dari dinamika ekonomi global maupun dari impor produk jadi di pasar domestik.
“Pemerintah tidak akan membiarkan sektor TPT yang tengah menghadapi berbagai tantangan berjalan sendiri. Kami bersama dunia usaha berkomitmen untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di lapangan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja ke pameran Inatex – Indo Intertex 2025 di Jakarta, Kamis (17/4).
Untuk mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan industri TPT, Menperin menegaskan bahwa pemerintah hadir untuk mendukung dunia usaha. Berbagai insentif dan kebijakan pro-industri telah disiapkan, mulai dari fasilitasi pembiayaan, pelatihan SDM industri, hingga penguatan pengawasan impor dan kebijakan pengendalian produk asing.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengkhawatirkan gangguan keamanan dari aksi premanisme berkedok organisasi kemasyarakatan (ormas) dapat mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Terlebih, baru-baru ini isu gangguan tersebut makin santer lantaran terjadi di proyek pabrik mobil listrik asal China, BYD di Subang, Jawa Barat.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, tak hanya dari sisi keamanan perusahaan yang sudah berinvestasi di dalam negeri, gangguan tersebut dapat menghambat potensi investasi.
“Kita terus terang di Kementerian Investasi persoalan premanisme dan juga pungutan-pungutan liar ini berulang kali kami selalu menyampaikan, sangat mengganggu,” kata Nurul saat ditemui di kantor BKPM, Rabu (23/4/2025).
Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di berbagai bidang, termasuk di sektor industri. Kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik yang sudah terjalin secara historis dan strategis sejak tahun 1950.
“Hubungan kedua negara terus berkembang, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam perdagangan, investasi, pendidikan, dan kerja sama industri. Kedua negara juga sepakat untuk saling mengisi dan melengkapi kebutuhan di sektor industri,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya seusai menerima kunjungan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef di Jakarta, Rabu (16/4).
Menperin optimistis, pertemuan bilateral ini dapat menjadi langkah konkret untuk memperkuat kerja sama khususnya di sektor industri. Diharapkan, dengan terjalinnya kolaborasi ini akan dapat memacu perekonomian bagi kedua negara yang lebih bernilai tambah, inklusif, dan berkelanjutan.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mulai mencari potensi pasar ekspor baru seiring dengan rencana pengenaan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) sebesar 32% atas produk asal Indonesia. Negara-negara seperti Jepang, Jerman hingga Arab menjadi pasar potensial.
Wakil Ketua API David Leonardi mengatakan, pelaku usaha industri tekstil melihat peluang ekspor ke negara-negara potensial di luar AS yang trennya menunjukkan peningkatan secara konsisten.
“Beberapa negara yang kini menjadi tujuan ekspor potensial antara lain Uni Emirat Arab dan negara-negara Timur Tengah karena pertumbuhan sektor ritel dan permintaan produk tekstil yang semakin tinggi,” ujar David kepada Bisnis, Senin (21/4/2025).
Tak hanya itu, Jerman dan negara-negara Eropa Timur lainnya juga mencari alternatif pemasok produk tekstil dan garmen selain dari China dan India. Dia pun melihat pasar ini prospektif bagi Indonesia.
Perusahaan farmasi asal China, Allmed Medical mulai membangun fasilitas produksinya di Indonesia. Hal ini dilakukan oleh anak usahanya PT Ace Medical Products Indonesia di KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Groundbreaking pembangunan fasilitas produksi PT Ace Medical Products Indonesia baru saja dilakukan dengan menempati lahan seluas 24,8 hektare. Allmed akan memulai fase konstruksi pabrik berteknologi tinggi senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun.
Proyek ini merupakan hasil tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) yang telah dilakukan pada 17 Desember 2024. Pabrik ini ditargetkan rampung pada April 2026 dan diproyeksikan akan menyerap lebih dari 3.500 tenaga kerja lokal untuk berbagai posisi, mulai dari manajemen, sumber daya manusia, hingga produksi dan teknis operasional.
Page 4 of 130