Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya berupaya memperlancar ekspor produk hilir minyak sawit, dengan tetap memprioritaskan pengamanan pasokan minyak goreng di dalam negeri melalui program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR).

Perizinan ekspor minyak sawit dan produk olahan sawit ditentukan oleh Persetujuan Ekspor yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan, di mana Kemenperin bertugas memutakhirkan data pelaporan realisasi distribusi MGCR sebagai basis angka Persetujuan Ekspor.

“Angka ini direkapitulasi untuk kemudian disepakati secara lintas antara K/L sebagai angka kuota ekspor masing-masing perusahaan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan perjalanan 100 tahun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia merupakan momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor tersebut.

“Merunut sejarah, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922. Artinya telah mencapai satu abad atau 100 tahun di tahun 2022 ini," kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menperin memaparkan TIB merupakan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia, dengan nama kini Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.

Petrokimia Gresik meresmikan pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10.000 ton/tahun, di Gresik, Jawa Timur, Minggu (17/7). Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan bahwa ini merupakan pabrik pupuk NPK organik pertama di Indonesia.

Pabrik ini hadir karena adanya kebutuhan pupuk dengan kandungan N, P dan K yang terstandar dan bermutu bagi pertanian organik di Indonesia. Data Aliansi Organis Indonesia (AOI) menyebut, terdapat 251.630 Hektare (Ha) lahan pertanian organik di Indonesia yang merupakan pasar besar bagi Phonska Alam.

"Pada tahun 2000 Petrokimia Gresik menjadi pionir pupuk majemuk di Indonesia, bahkan kini menjadi kiblat teknologi pupuk NPK di tanah air. Semangat itu kembali kami hadirkan melalui kelahiran Phonska Alam guna mendukung pertanian organik dan terwujudnya sustainable agriculture," ujar Dwi lewat pernyataan tertulisnya, Senin (18/7/2022).

Indonesia berhasil mempertahankan kinerja cukup impresif industri pengolahan selama semester I/2022. Hal itu terindikasi dari geliat positif aktivitas ekspor-impor sebagian besar komoditas manufaktur.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan kinerja ekspor industri pengolahan Indonesia sepanjang semester I/2022 naik 28,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Disumbangkan oleh meningkatnya ekspor besi dan baja, ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan," kata Margo dalam keterangan resmi, Jumat (15/7/2022).

Mengutip data teranyar BPS yang dirilis 15 Juli 2022, ekspor industri pengolahan sepanjang semester I/2022 mencapai US$102 miliar. Periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor industri pengolahan senilai US$81,07 miliar.

Pemerintah optimistis kinerja ekspor pada semester II/2022 tetap apik meskipun dibayangi resesi ekonomi global.

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono, sejumlah hal bakal menjadi katalis bagi performa apik ekspor Tanah Air.

Pertama, penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah bakal membuat eksportir dalam negeri menggenjot volume ekspor demi meningkatkan likuiditas perusahaan.

"Volume ekspor pasti akan digenjot untuk meningkatkan liquiditas. Dengan penguatan dolar terhadap rupiah, logikanya, pengusaha pasti akan meningkatkan volume ekspor," kata Veri kepada Bisnis, Jumat (15/7/2022).

Kedua, naiknya volume impor sepanjang paruh pertama tahun ini disebut akan memacu industri dalam negeri untuk memacu aktivitas ekspor.

Kinerja industri manufaktur Indonesia pada kuartal III/2022 diprediksi kian ekspansif setelah Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI) pada kuartal II/2022 berhasil menunjukkan performa gemilang.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja sektor industri pengolahan melanjutkan tren peningkatan dengan capaian PMI BI sebesar 54,02 persen, meningkat dari 53,61 persen pada kuartal II/2022.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan PMI BI didorong seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume total pesanan, serta jumlah karyawan yang meningkat dan berada pada fase ekspansi.

"Mayoritas subsektor diprakirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor semen dan barang galian nonlogam, alat angkut, mesin dan peralatan, serta Logam dasar besi dan baja," kata Erwin seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (14/7/2022).