Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri nasional dapat terus tumbuh dan menguat setelah menghadapi badai pandemi COVID-19 yang teruji mampu dilampaui.

"Ke depan ini kita optimistis bahwa industri nasional ini akan terus tumbuh dan kita mampu memperkuat dalam artian dengan kekuatan nasional ini untuk mendukung industri nasionalnya," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazir pada webinar "Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi," Selasa.

Taufiek memaparkan ekonomi Indonesia mulai tumbuh dan stabil, yang artinya industri nasional juga sudah menguat.

"Artinya kekuatan kita untuk menghadapi berbagai gejolak ini sudah teruji dan kita bisa bertahan," kata Taufik.

Menurut Taufik, industri adalah mesin ekonomi nasional karena berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut, menurutnya, terjadi sejak 1986 hingga 2021, meskipun angka kontribusinya mengalami penurunan. Namun Taufik menilai bahwa hal itu terjadi karena adanya hilirisasi.

Hilirisasi membuat kontribusi sektor manufaktur merata ke sektor lainnya yakni sektor pertambangan, perkebunan, perikanan, hingga pertanian.

"Kontribusi 19 persen industri saat ini kelihatan bahwa industri matang dan terdistribusi ke sektor-sektor lain. Jadi bisa dikatakan bahwa ini terjadi hilirisasi yang cukup kuat," ujarnya.

Taufik menyatakan pertumbuhan industri sepanjang 2020-2021 menjadi cerminan bahwa pemulihan ekonomi terjadi cukup kuat di Indonesia setelah adanya pandemi.

Selain itu Indonesia juga dinilai menjadi negara tujuan investasi para investor, yang terlihat dari indeks kompetitif global, dimana Indonesia menempati urutan ke enam.

"Jadi, dengan penduduk 270 juta jiwa, kalau digabung dengan ASEAN 600 juta, para investor juga melihat bahwa Indonesia sangat prospektif dari sisi pasar, juga dari sisi investasi," ujar Taufik.

Indikator lain yang memicu optimisme tersebut yakni Indonesia terampil memasuki era digital yang didukung Artificial Intelligent (AI) dan perubahan perilaku terhadap lingkungan.

Terakhir yakni Purchasing Manufacturing Index (PMI) Manufaktur RI yang selama sepuluh bulan berada pada level ekspansif, yang mengindikasikan bahwa manufaktur cukup kuat dan berdaya tahan.

"Tentunya ini dibantu sektor lain, ya kita bisa katakan bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah cukup efektif untuk mengembalikan pemulihan ekonomi itu," pungkas Taufik.

sumber: https://www.antaranews.com