Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan bahwa beberapa subsektor industri manufaktur di tanah air mencatat performa positif di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Subsektor ini menjadi penopang angka pertumbuhan industri pengolahan.

Sementara itu secara total industri manufaktur mengalami kontraksi sebesar 2,22 persen pada tahun lalu. Namun, bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Agus melihat sudah ada tren positif dan pertumbuhan industri sudah mengalami rebound.

Adapun salah satu subsektor manufaktur yang juga memberikan kontribusi positif pada kuartal IV/2020 adalah industri pendukung bangunan yakni semen. Pada kuartal IV/2020, produksi semen sebesar 18,53 juta ton atau naik 2,91 persen secara kuartalan. Pengadaan semen dalam negeri pada periode tersebut meningkat sebesar 18,06 juta ton atau 3,11 persen secara kuartalan.

Agus mengatakan, sebagai upaya terus mendorong daya saing sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Kemenperin terus mendorong penerapan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Salah satu langkah yang dilakukan terkait program ini adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Produk Farmasi.

Melalui aturan tersebut, tata cara penghitungan nilai TKDN produk farmasi bukan lagi menggunakan metode cost based, tetapi dengan metode processed based. “Peningkatan utilisasi TKDN merupakan kunci utama agar Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri di sektor farmasi, khususnya dalam hal produksi bahan baku obat.

Dengan penghitungan TKDN melalui processed based, berarti ada penghargaan atas upaya riset dan pengembangan yang dilakukan oleh pelaku industri farmasi,” paparnya. Agus juga berharap rumah bebas PPN akan memberikan daya ungkit terhadap industri pendukung sektor properti.

Selain itu, manufaktur juga perlu meningkatkan efisiensi. "Jadi ini kesempatan, industri harus siap dan berdaya saing sehingga akan menguntungkan diri sendiri dan juga konsumennya. Salah satu cara agar lebih efisien adalah penerapan Industri 4.0 dalam proses produksi mereka," katanya.

Sumber: https://ekonomi.bisnis.com