Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, industri alat kesehatan mampu menyumbang devisa signifikan bagi negara. Pada 2023, ekspor di sektor industri alat kesehatan tembus US$ 209,4 juta atau sekitar Rp 3,26 triliun.
"Industri alat kesehatan telah mampu menyumbang devisa negara yang cukup signifikan melalui kinerja ekspor produknya yang mencapai US$ 209,4 juta sepanjang tahun 2023," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/2/2024).
Ia menambahkan, industri alat kesehatan dalam negeri telah menunjukkan kemampuannya dalam ajang internasional melalui keikutsertaan pameran Arab Health 2024 di Dubai. Arab Health 2024 merupakan pameran sektor kesehatan terbesar kedua di dunia yang diikuti lebih dari 3.450 eksibitor serta 110.000 healthcare professional dari 180 negara.
Sebanyak 19 perusahaan lokal menampilkan berbagai produk unggulannya, termasuk yang berteknologi tinggi di Pavilion Indonesia seluas 90 meter persegi. Produk-produk yang dipamerkan antara lain adalah ventilator, perangkat elektromedikal, alat suntik, hingga alat ukur tekanan darah.
"Tujuan keikutsertaan Indonesia pada pameran Arab Health 2024 ini di antaranya adalah promosi investasi, menjelaskan kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia di bidang pengembangan industri alat kesehatan, dan mempromosikan produk alat kesehatan dalam negeri pada pasar internasional," jelasnya.
Dirjen ILMATE mengemukakan, saat ini industri alat kesehatan dalam negeri yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) telah memiliki lebih dari 200 anggota dengan range product yang luas. Misalnya dari hospital furniture hingga peralatan kesehatan teknologi tinggi seperti X-ray.
Pada perhelatan Arab Health 2024, Pavilion Indonesia mendapatkan kunjungan dari para pejabat Dubai Health Authority (DHA), yang merupakan otoritas kesehatan di wilayah Dubai dan berwenang membawahi berbagai klinik serta rumah sakit internasional.
Special Advisor dari DHA, H.E. Dr. Younis Kazim dan Direktur Jenderal DHA, H.E. Awadh Seghayer Al Ketbi sempat berdiskusi mengenai kemampuan industri alat kesehatan asal Indonesia dan melihat langsung berbagai produk alat kesehatan yang ditampilkan di Pavilion Indonesia.
"Akhirnya kami mengetahui bahwa Indonesia telah mampu memproduksi ventilator secara mandiri. Hal ini menunjukkan perkembangan pesat industri alat kesehatan di Indonesia dan bisa membuka peluang kerja sama di masa mendatang," tuturnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia terus mendorong industri alat kesehatan dalam negeri untuk melakukan ekspansi ke pasar internasional termasuk Uni Emirates Arab. Negara ini menjadi tujuan ekspor penting mengingat lokasinya yang strategis sebagai hub internasional untuk menembus pasar Afrika hingga Eropa.
Beberapa jenis alat kesehatan lokal yang dapat didorong untuk ekspor adalah hospital furniture, yang telah memenuhi standar ISO dan telah memenuhi persyaratan keamanan mutu dan manfaat internasional.
Sumber: https://finance.detik.com