Kita bisa memilih jadi orang yang bahagia atau jadi orang yang tidak bahagia. Tak perlu menyalahkan faktor eksternal karena ternyata kebahagiaan itu adalah pilihan yang bisa diperjuangkan dengan sejumlah langkah. Jika mau bahagia, ada 7 langkah yang pantas dipertimbangkan diikuti.
1. Don't Worry, Choose Happy
Tahap pertama adalah menetapkan pilihan dengan sadar bahwa kita ingin mendapatkan kebahagiaan. Dalam buku The Conquet of Happiness, Bertrand Russell mengatakan, "Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang jatuh ke mulut seperti buah yang matang. Kebahagiaan itu lebih merupakan pencapaian, dibanding sebagai hadiah dari Tuhan. Dalam hal ini merupakan perpaduan antara usaha internal dan eksternal kita."
Bahagia, lebih ditentukan oleh niat dan komitmen menggapainya. Juga merupakan pilihan yang disadari melalui sikap dan kelakuan. Pilihlah keinginan menjadi bahagia sebagai target tertinggi. Selanjutnya, cari cara untuk mempelajari bagaimana menggapai kebahagiaan itu. Misalnya, dengan melakukan program ulang mengenai keyakinan dan nilai-nilai diri kita. Pelajari keterampilan manajemen diri, tambah kemampuan hubungan antarpersonal, dan tingkatkan keterampilan yang mendukung karier kita.
Banyak orang bertanya kepada para motivator. Pertanyaan yang paling sering adalah, ”Apakah seorang motivator tidak pernah sedih? Tidak pernah takut? Tidak pernah ‘down’? Tidak pernah gagal?” Kira-kira apa jawabannya? “Pernah” dan “Pasti Pernah”.
Apakah jawaban itu mengecewakan? Bukankah jawaban itu menunjukkan bahwa kita semua adalah manusia normal? Bukankah pertanyaan itu sama seperti pertanyaan berikut: Apakah seorang dokter pernah sakit? Masa dokter bisa sakit? Untunglah dokter juga manusia biasa yang normal sehingga sebagai manusia dia juga bisa sakit.
Bagi saya, yang penting bukan ‘apakah seseorang pernah jatuh’, tapi ‘apakah dia bangun lagi ketika jatuh’. Tak seorangpun pernah menghitung berapa kali kita dulu jatuh ketika masih belajar berjalan. Tak ada orangtua yang mencatat berapa kali anaknya jatuh ketika belajar berjalan. Tapi semua orangtua sangat senang ketika anaknya sudah bisa berjalan.
Banyak dari kita yang bermimpi menjadi seperti orang-orang hebat, sukses, dan terkenal di muka bumi ini. Kita kemudian bertanya-tanya, apa yang sebenarnya mereka lakukan untuk bisa meraih sukses luar biasa?
Perlu kita sadari, kekayaan dan kesuksesan mereka tidak turun dari langit begitu saja. Ada proses perjuangan yang sangat berat, kegagalan yang terus terjadi, persaingan sengit, hingga hal-hal remeh yang membuat mereka sukses luar biasa. Ada pula kebiasaan-kebiasaan positif yang kerap mereka lakukan, sehingga menjadi sebuah karakter sukses.
Untuk lebih meyakinkan, berikut juga saya paparkan, hal apa saja yang membuat orang-orang tersukses meraih impiannya, dari pendekatan paling mudah dan rasional yang juga BISA ANDA LAKUKAN! Cukup ambil satu saja, kebiasaan mana yang paling kita anggap bisa kita TIRU dan KEMBANGKAN, agar sukses luar biasa juga bisa kita wujudkan.
Alkisah, suatu hari, seorang pemuda datang menghadap, minta dicarikan pekerjaan. Dan terjadilah percakapan sebagai berikut..
"Oke saya coba bantu, apa pekerjaan yang Anda inginkan?"
"Apa saja deh Pak, yang penting kerja.."
"Kalau begitu, mungkin saya bisa minta kolega saya untuk interview kamu, buat jadi sales di tempat kerjanya."
"Waduh, kalau bisa jangan yang suruh jualan, saya enggak terlalu suka jualan."
"Oh begitu yah. Hmm oke sebentar, saya coba telepon teman saya di Jakarta." Setelah menghubungi teman saya, saya pun memberitahu yang bersangkutan.
Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar. Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yang paling benar.
Orang benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedangkan orang yang merasa benar, merasa tidak perlu untuk mengaku salah.
Orang benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap rendah hati. Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu berintrospeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung tinggi hati.
Orang benar memiliki kelembutan hati. Ia dapat menerima masukan/kritikan dari siapa saja. Bahkan dari anak kecil sekalipun. Orang yang merasa benar, hatinya keras. Ia sulit untuk menerima nasihat,masukan apalagi kritikan.
Direndahkan, disepelekan, dianggap tidak memiliki kemampuan kerap membuat kita merasa bahwa kita memang rendah. Bahwa kita memang tidak ada artinya. Kita tidak melihat peluang lain ketika kita direndahkan. Kita merasa bahwa situasi seperti itu tidak bisa dirubah lagi. Padahal yang terjadi sesungguhnya, situasi seperti itu hadir karena konsep diri kita sendiri yang memang rendah, tidak yakin akan diri sendiri yang akhirnya muncul ke permukaan dan terlihat oleh orang lain.
Konsep diri kita sendiri adalah pandangan dan persepsi kita tentang diri kita sendiri. Konsep diri kita yang rendah akan membuat kita terlihat rendah di mata orang lain. Celah untuk mengambil hal positif bisa kita lakukan ketika itu terjadi. Mengambil hal positif akan membuat konsep diri kita menjadi positif dan akhirnya orang lain menganggap apa yang mereka lakukan salah. Beberapa hal ini bisa menjadi alternatif yang bisa kita pahami kita direndahkan orang lain.
Page 28 of 32