Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan konsumsi baja pada 2022 akan tumbuh 7–8 persen menjadi 16,3 juta ton.
Proyeksi tersebut mengikuti pertumbuhan konsumsi baja nasional pada semester I/2021 yang dihitung dengan formula apparent steel consumption (ASC). IISIA mencatat, ASC pada paruh pertama tahun ini tumbuh 36 persen menjadi 6,7 juta ton dari periode yang sama 2020 sebesar 4,9 juta ton.
Adapun, impor baja meningkat 12,5 persen menjadi 3,6 juta ton, sedangkan volume ekspor menurun 25 persen menjadi 2,3 juta ton.
“Pertumbuhan konsumsi industri baja saat ini masih didorong terutama oleh pertumbuhan dari sektor konstruksi, yaitu sekitar 78 persen,” tulisa IISIA dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (19/12/2021).
Di tengah memanasnya isu bangkrutnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan industri baja tetap memiliki prospek yang cerah, mengingat posisinya sebagai induk dari segala industri.
Ketua Bidang Riset dan Teknologi Kadin Indonesia Ilham Habibie menggarisbawahi dua industri yang secara fundamental bergantung pada baja, yakni otomotif dan konstruksi.
Ke depan, dengan hadirnya era elektrifikasi kendaraan, industri baja juga dituntut untuk bisa menyuplai kebutuhan bahan baku rangka kendaraan yang ringan dan memenuhi standar otomotif.
“Saat ini memang baja bukan material utama [untuk badan] mobil listrik, tetapi saya bisa bayangkan akan ada tipe baja yang bisa masuk spesifikasi,” kata Ilham dalam webinar penguatan industri baja nasional, Senin (13/12/2021).
Industri mainan mengalami pemulihan penjualan pada tahun ini, kendati belum maksimal karena daya beli yang masih tersendat. Namun demikian, pada tahun depan industri mainan diproyeksikan akan pulih ke kondisi sebelum pandemic Covid-19.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI) Eko Wibowo mengatakan bahwa dibandingkan dengan sebelum pandemi, penjualan pada tahun lalu turun hingga 60 persen.
Sementara itu, penurunan sepanjang tahun ini dibandingkan dengan 2019 berhasil dipangkas menjadi 40 persen.
“Industri mainan masih recovery dari market normal, sudah di 60 persen [dari kondisi normal], belum full recover,” kata Eko saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/12/2021).
Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa industri farmasi di Tanah Air siap menggunakan bahan baku obat (BBO) hasil produksi lima industri dalam negeri termasuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
"Industri farmasi formulasi siap menggunakan BBO hasil produksi dalam negeri dengan beberapa pertimbangan seperti keberlanjutan BBO, kesesuaian spesifikasi BBO, konsistensi BBO, kemudahan audit, waktu delivery, hingga harga yang bersaing," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Khayam menyampaikan KFSP telah mampu memproduksi sebanyak 11 jenis molekul BBO yang sudah komersial, di antaranya adalah Clopidogrel, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Entecavir, Lamivudin, Zidovudin, Efavirenz, Tenofovir, Remdesivir, dan Povidone Iodine.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa ekspor industri makanan dan minuman (mamin) meningkat hingga 52 persen sepanjang Januari-September 2021.
“Sepanjang bulan Januari-September 2021, total nilai ekspor industri mamin mencapai 32,51 miliar dolar AS atau meningkat 52 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Neraca perdagangan industri mamin selama sembilan bulan ini surplus sebesar 22,38 miliar dolar AS,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Putu mengemukakan walaupun sektor industri mamin terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, namun pemerintah dan pelaku industri tetap harus bersiap dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan ketersediaan pangan dan energi.
Kementerian Perindustrian mencatat sektor makanan dan minuman (mamin) mendominasi pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) pada kuartal III/2021.
Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan pertumbuhan output IKM pada kuartal ketiga tahun ini tercatat 4,37 persen.
"IKM pada triwulan tiga tahun ini mengalami pertumbuhan positif 4,37 persen, walaupun agak melambat, dengan dominasi industri makanan minuman," kata Reni saat membuka Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBI) 2021, Kamis (9/12/2021).
Meski tidak menyebut angka spesifik, pertumbuhan IKM diproyeksi tetap pada level ekspansif sepanjang tahun ini dan tahun depan, dengan mamin tetap menjadi salah satu kontributor utama.
Page 98 of 131