Kadang bila kita merenung….
Dulu saya lahir dari keluarga miskin. Ketika melihat orang kaya, saya bertanya-tanya mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin memperbaiki masa depan, bahkan tidak jarang malah memandang rendah?
Namun, ketika kemudian saya menjadi kaya karena bekerja keras, saya merasa orang miskin itu malas, tidak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih.
Mengapa bisa begini?
Tak jarang dalam hidup ini, kita punya standar ganda dalam ‘Menakar dan mengukur’.
Kita kerap menilai orang lain dari ‘takaran’ atau pandangan subjektif kita dan tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu.
Kita kerap menuntut orang lain bersikap & berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya.
Ketika berbuat salah, kita tak mau dihakimi. Sebaliknya, minta dimaafkan dan dibantu keluar dari kesalahan.
Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus, dan akan sangat marah jika dibohongi.
Ketika susah, kita mau orang lain menolong. Dan semua ingin kita yang diutamakan terlebih dahulu.
Apabila kita rindu tidak dihakimi, biarlah kita jangan menghakimi.
Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, biarlah kita jangan menghukum ketika ada yang bersalah pada kita, namun memaafkan orang yang bersalah kepada kita.
Sumber: https://iphincow.com