Dalam berbagai kesempatan, saya selalu mengatakan, bahwa sukses adalah hak kita semua, hak Anda, dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Banyak yang kemudian bertanya, bagaimana bisa sukses adalah hak setiap orang, tapi yang terjadi banyak orang yang tidak sukses dalam hidupnya?

Pertanyaan semacam itu sebenarnya adalah sebuah pertanyaan dan sekaligus pernyataan, sebab jika dikaji lebih jauh, orang yang—dianggap—tidak sukses pun sebenarnya memiliki “derajat” kesuksesannya sendiri-sendiri. Hanya saja, tergantung dari sudut pandang mana seseorang membandingkan tingkat kesuksesan tersebut.

Ada kalanya, yang jadi pembanding adalah ukuran yang salah. Artinya, sampai kapan pun, ukuran itu tak akan pernah dicapai karena yang dibandingkan tidak sekelas. Misalnya, bercita-cita menjadi seperti Bill Gates sebagai ukuran suksesnya. Tentu akan sangat jauh untuk dicapai. Bukan tidak mungkin tercapai. Tapi, skala ukuran sukses inilah yang seharusnya sedari awal kita mulai dari hal yang sebanding terlebih dahulu.

Karena itu, bermimpi boleh. Bercita-cita sangat tinggi juga bisa. Tapi, yang harus diperhatikan adalah langkah awal kita. Justru, di sanalah kita menjaga ritme dan kontinuitas, sehingga dari sukses-sukses kecil, kita akan terus melangkah ke yang lebih besar. Begitu seterusnya, sehingga tanpa terasa, impian yang dulu terasa sangat besar, bisa tercapai.

Dengan pengertian tersebut, maka sebenarnya kita sudah bisa mengukur, di mana hak sukses yang “pantas” kita dapat saat ini. Bagi yang sedang merintis, jangan buru-buru mengatakan tidak sukses kalau menghadapi kegagalan baru sekali tiga kali. Sebaliknya, saat ternyata langsung bisa sukses, jangan buru-buru pula jumawa dan tinggi hati. Sebab, langkah menuju “sukses yang skalanya lebih besar” bisa jadi akan lebih berat. Dengan kesadaran itulah, maka saat kita ingin mendapat hak sukses kita, setiap yang kita lakukan dengan memenuhi kewajiban—berjuang dengan sepenuh hati—akan menjadi “paket” yang tak bisa dipisahkan.

Konsep hak dan kewajiban menjadi sebuah rangkaian yang akan membuat kita selalu sadar, sukses memang tak bisa dipisahkan dari perjuangan. Begitu juga keberhasilan, tidak akan bisa dipisahkan dengan ujian kehidupan. Begitu seterusnya, saling berangkaian, saling berkejaran, saling berkaitan.

Di masa pandemi ini, saat banyak orang melihat kondisi  yang penuh halangan dan rintangan, serta digoncang berbagai masalah, kita seharusnya bisa memandang itu semua dalam sudut pandang yang lebih objektif. Yakni, meski aneka macam ujian terjadi, kita tetap memiliki kesadaran sepenuhnya, bahwa kita tetap memiliki hak untuk tumbuh, berkembang, berproses meraih sukses tahap demi tahap. Sehingga, saat pesimisme muncul, optimisme tetap terbangun.

Mari, kita “jemput” hak sukses kita. Dengan menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan sepenuh hati, perubahan besar akan terjadi. Kita lewati tahun 2021 ini dengan optimisme dan kerja keras, untuk meraih impian. Kita pasti bisa!!

Sumber: https://andriewongso.com