Kehidupan pasti tak lepas dari aneka permasalahan. Ada yang berat, banyak pula yang ringan. Ada yang bisa diselesaikan dalam satu dua hari. Tapi sering pula baru terselesaikan berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya. Dari semua masalah yang berhasil terselesaikan, ada satu kesamaan. Yakni, adanya solusi.
Solusi memang adalah jawaban dari persoalan. Namun sayangnya, ada banyak orang yang bukannya mencari solusi, tetapi menambah masalah. Padahal, semangat mencari solusi inilah yang seharusnya wajib kita kedepankan.
Lantas, bagaimana agar kita cepat mendapatkan solusi atas sebuah masalah? Kuncinya sederhana. Pahami masalah, cari inti persoalan, dan segera konsentrasikan diri untuk menyelesaikannya.
Ini sejalan dengan sebuah kisah Tiongkok kuno yang dituturkan oleh penasihat raja Xiang dari Kerajaan Chu, Zhuang Xin. Ia menceritakan kisah ada seorang peternak yang memiliki domba dan dikandangkan di ladang terbuka. Suatu ketika, salah satu dombanya hilang.
Setelah diteliti, ternyata salah satu pagar tempat memelihara domba rusak. Tetangga sang peternak yang mengetahui hal tersebut menasihati si pemilik domba untuk memperbaiki pagarnya. Sebab, ia mengira, karena pagarnya rusak, serigala yang biasa memangsa domba bisa dengan mudah masuk dan memakan dombanya.
Mendengar nasihat itu, sang peternak justru terfokus untuk mencari serigala yang mungkin memakan dombanya. Ke sana kemari ia mencari dan mencoba berburu serigala tanpa mengindahkan nasihat tetangganya. Akibatnya, ketika lengah, dombanya kembali hilang. Barulah ia menyadari, bahwa ada benarnya juga untuk segera memperbaiki kandang daripada berlelah-lelah mencari serigala yang telah merugikannya. Dan, sejak saat ia memperbaiki kandangnya, domba sang peternak tak pernah hilang lagi.
Kisah tersebut bisa jadi refleksi kehidupan kita. Sebab, banyak orang yang bersikap mencari-cari sumber masalah di tempat lain, padahal sejatinya ada persoalan pokok yang lebih penting untuk diatasi. Akibatnya, masalah terus saja terjadi. Bahkan, mungkin meski persoalannya telah teratasi, karena sumber utama belum diperbaiki, bisa jadi akan timbul masalah lainnya.
Tanpa kita sadari, hal tersebut sering terjadi. Mencari-cari kesalahan orang lain adalah salah satu contoh nyata yang sering kita jumpai.
Saya jadi teringat sebuah kisah unik tentang usaha menciptakan pulpen yang bisa dipakai menulis di ruang angkasa. Karena sifatnya cair, akibat tak ada gaya gravitasi, tinta tak bisa menempel di kertas. Karena itu, dilakukanlah penelitian untuk mencari formula tinta yang tetap bisa menempel di kertas meski tak ada gaya gravitasi. Penelitian ini memakan waktu yang sangat lama dan menghabiskan biaya yang tak sedikit. Hingga, suatu ketika, formula tersebut berhasil ditemukan. Sehingga, untuk menulis di luar angkasa bisa dilakukan. Tentu, itu merupakan sebuah prestasi tersendiri meski harus menghabiskan banyak waktu dan sumber daya. Yang mengejutkan, ternyata ada pihak lain yang kemudian menemukan solusi sangat sederhana. Yakni, menulis di luar angkasa dengan menggunakan pensil. Karena tak bersifat cair, pensil dengan mudah bisa digunakan untuk mengatasi masalah gravitasi.
Hal-hal semacam itulah yang terjadi jika kita tidak mencari inti persoalan sebenarnya. Sehingga, ketika persoalan tak dipahami secara menyeluruh dan mendasar, yang ada hanyalah emosi dan kemarahan belaka.
Dengan memahami inti persoalan, kita bisa menemukan sumber masalah untuk diselesaikan. Sehingga, semangat menemukan solusi segera akan berhasil.
Saat menghadapi persoalan, bukalah hati, dinginkan kepala. Sehingga, kita bisa melihat segala persoalan dengan kejernihan pikiran agar dapat ditemukan segera solusinya.
Sumber: https://andriewongso.com