Seorang Bapak dan anaknya yang masih kecil akan pergi jauh dengan membawa keledainya. Mereka membawa ransel-ransel yang berisi bekal perjalanan dan diletakkan di atas punggung keledai.
Anaknya berjalan di depan dan bapaknya di belakang keledai sambil membawa cemeti.
Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan seseorang yang duduk di pinggir jalan.
Ia bertanya, “Mengapa kamu berjalan? Naikilah keledaimu, sehingga kamu tidak lelah. Keledai memang binatang yang dipergunakan untuk mengangkut barang dan manusia.” Maka mereka berdua melompat ke atas punggung binatang itu.
Salah seorang polisi menyetop mereka dan berkata, “Salah seorang turun, sebelum saya menahan kamu karena kamu menyiksa binatang!” Lalu Bapak melompat turun dan anaknya tetap tinggal di atas punggung keledai.
Karena terasa ringin, keledai berjalan dengan cepat. Bapak-anak itu ikut berlari-lari, dan membuatnya terengah-engah. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang ibu tua yang menggendong kayu bakar.
Ia melihat bapak itu terengah-engah, lalu berteriak kepeda anaknya, “Apakah kamu tidak malu. Melihat bapakmu lari terngah-engah, sedangkan kamu duduk enak-enak di atas punggung keledai!” Maka ia turun, dan ayahnya ganti naik.
Tidak lama kemudian ada seorang petani yang sedang berjalan berkata, “Apakah kamu tidak kasihan melihat anakmu selalu berlari di samping keledaimu. Mengapa bukan kamu yang berjalan!”
Semua hal yang dikerjakan oleh bapak dan anaknya itu selalu dikomentari dan dikritik. Membuat mereka menjadi sangat bingung. Akhirnya, mereka menuntun keledai pulang dan meninggalkannya di rumah, lalu mereka berdua berangkat lagi dengan berjalan kaki.
Sesungguhnya kita tidak terlepas dari pembicaraan orang. Apapun yang kita lakukan walau itu benar mungkin saja dianggap salah. Tak akan ada habisnya jika kita memikirkan bagaimana pandangan orang lain terhadap apa yang kita lakukan karena orang lain akan selalu menemukan celah untuk dijadikan bahan pembicaraan.
Dalam hidup ini kadangkala ada orang yang tidak senang atau tidak suka dengan kita. Ketidaksukaan itu seringkali ditunjukkan dengan mengejek dan menghina. Tetaplah sabar dan tidak menuruti keburukan mereka dengan membalas kemarahan yang berlebihan.
Sumber: https://iphincow.com