Dalam kehidupan ini, tak ada satu pun proses yang kita lewati tanpa adanya perjuangan. Tak ada juga proses yang tanpa melalui hambatan dan rintangan.
Saat bayi, ketika hendak belajar berjalan, kita pasti tak sekali dua kali jatuh. Namun, selalu saja ada dorongan agar kita bangkit lagi dan akhirnya bisa berdiri, berjalan, dan bahkan berlari. Kemudian, saat menjadi anak-anak hingga remaja, sudah pasti pula kita menghadapi berbagai macam tantangan, mulai dari urusan sekolah hingga pergaulan. Begitu pula saat menginjak dewasa dan mulai bekerja atau berbisnis. Sangat banyak halangan dan rintangan yang kita alami. Semua itu, menegaskan bahwa kita memang hidup dalam dunia yang penuh pembelajaran. Hanya mereka yang mampu melewati ujian dan cobaan dengan sikap pantang menyerahlah yang akan jadi sang pemenang.
Hal ini sejalan dengan pepatah bijak dalam judul artikel ini. Maknanya, untuk mencapai keberhasilan dalam segala bidang, sikap pantang menyerah harus diutamakan. Sikap pantang menyerah ini menjadi “pintu terakhir” sebelum membuka pintu kesuksesan sebenarnya. Karena itu, hal ini juga bisa dimaknai bahwa untuk meraih sukses, kita tak boleh melepas semangat juang.
Hal ini bisa kita lihat dalam berbagai peristiwa yang ada dalam kehidupan. Sebutlah misalnya kisah legendaris Thomas Alva Edison dalam menemukan lampu pijar yang harus menemui 9999 kali proses belajar. Atau, Kolonel Sanders yang harus menawarkan resep ayam gorengnya ke lebih dari 1000 restoran sebelum akhirnya resep tersebut menjadi restoran ayam dengan jaringan terbesar di dunia. Sikap pantang menyerah mereka—yang bukan hanya melewati ratusan, bahkan ribuan kegagalan—adalah simbolisasi dari pepatah “Tak akan melepas” tadi.
Apa yang dilakukan oleh mereka didasari oleh sebuah keyakinan yang sangat mendalam, bahwa apa yang diperjuangkan dengan penuh tanggung jawab dan komitmen pasti menghasilkan sesuatu. Faktor keyakinan inilah yang perlu kita tanamkan untuk mencapai “titik darah penghabisan”. Sebab, ada pula saat-saat di mana seseorang mencapai “batas”, perlu juga melepas perjuangannya karena pengorbanan yang diberikan sudah sangat besar atau memang sebenarnya tidak sesuai dengan panggilan hatinya. Tentu, jika itu yang terjadi, semangat juang tetap tak boleh lepas.
Namun, jika keyakinan sudah sangat kuat, perjuangan hingga “titik darah penghabisan” akan mengantarkan kita pada kemenangan yang sesungguhnya. Ini misalnya bisa kita lihat pada pertandingan tinju. Saat dua orang yang bertanding sudah sama-sama kepayahan, kelelahan, dan staminanya menurun drastis, pemenang sejati kadang kala hanya dibatasi oleh sebuah pukulan yang biasa kita kenal sebagai “lucky blow”. Dalam kondisi tersebut, sejatinya tak ada yang namanya keberuntungan murni. Yang membedakan adalah di mana sang pemenang memiliki semangat pantang menyerah sehingga ia punya tekad maju terus! Di saat itulah, ia menemukan celah untuk melakukan satu pukulan pamungkas. Dan, di sanalah lucky blow tadi menjadi penentu kemenangan.
Hal serupa bisa kita jumpai saat pertandingan sepakbola memasuki masa “injury time”. Itulah saat-saat di mana konsentrasi pemain sudah banyak menurun karena kelelahan didera permainan panjang. Banyak gol yang terjadi justru di masa tambahan waktu ini. Di saat itu, sang pemenang dengan sikap pantang menyerah memanfaatkan detik demi detik tersisa untuk semaksimal mungkin menyerang lawan dan memasukkan bola ke gawang.
The Cup of Wisdom
Betapa sangat luar biasanya sikap pantang menyerah. Saat gagal menghadang, di sanalah kita akan selalu diuji. Sampai di mana letak keyakinan dan komitmen kita untuk mencapai tujuan. Bahkan, saat ujian berkali-kali datang, justru di sanalah sebenarnya dengan sikap pantang menyerah, kita akan lebih dekat pada pencapaian yang kita inginkan.
Dengan sikap tidak melepas perjuangan, kita akan benar-benar sampai pada pintu terakhir dan siap memasuki gerbang kesuksesan. Di sanalah letak perbedaan orang-orang sukses dengan orang-orang gagal. Sebab, sejatinya, semua prestasi di dunia ini, pastilah dihasilkan dari semangat pantang menyerah.
Karena itu, pepatah bijak dalam judul artikel ini, harus kita terjemahkan dengan implementasi senyatanya dalam kehidupan. Dengan kesadaran penuh untuk sukses, bertanggung jawab terhadap apa yang kita canangkan, serta komitmen kuat berjuang sampai titik darah penghabisan, maka tak ada yang tak mungkin.
Terus berjuang. Terus berkarya. Never Give Up!!!
Sumber: http://www.andriewongso.com