Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri alat kesehatan (alkes) domestik mengambil peluang ekspor produk ventilator dan mesin anestesi, mengingat industri dalam negeri sudah berhasil memproduksi alat tersebut.

Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan di Depok, Senin menyampaikan salah satu produsen produk alkes tersebut yakni PT Graha Teknomedika (GTM) dan Mindray Medical International Limited yang berhasil membuat dua jenis ventilator yaitu V300 dan SV800, serta tiga tipe mesin anestesi yaitu WATO EX-35, EX-65 PRO, dan A8.

"Produksi ventilator dan mesin anestesi ini selaras dengan roadmap Making Indonesia 4.0, yang menempatkan sektor alat kesehatan sebagai pilar transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi," ucapnya.

Dijelaskannya, berdasarkan data perdagangan, nilai ekspor mesin anestesi dalam kelompok instrumen dan peralatan elektro bedah atau elektromedis melonjak signfikan dari 354 ribu dolar AS pada tahun 2022 menjadi 5,84 juta dolar AS pada 2024. Sementara untuk nilai ekspor ventilator sebesar 10,37 juta dolar AS di tahun yang sama.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong PT Graha Teknomedika dan Mindray Medical International Limited dapat mengambil peluang untuk substitusi impor serta menumbuhkan upaya ekspor produk melalui produksi ventilator dan mesin anestesi di dalam negeri.

"Hal ini mencerminkan komitmen kuat untuk mempercepat kemandirian industri alat kesehatan di Indonesia," ucapnya lagi.

Solehan juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini menunjukkan keberhasilan integrasi teknologi global dengan kapasitas produksi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk berstandar internasional.

Lebih lanjut, Direktur Marketing dan Keuangan PT Graha Teknomedika, Febie Yuriza Poetri menyampaikan, peluncuran produk baru ini menjadi simbol kebangkitan industri alat kesehatan Indonesia menuju kemandirian dan daya saing global.

"Ini bukti nyata bahwa bangsa Indonesia mampu menghadirkan produk alat kesehatan berteknologi tinggi yang setara dengan standar internasional. Kerja sama ini juga menjadi tonggak penting dalam membangun kemandirian bangsa di sektor alat kesehatan," ujarnya.

Kolaborasi GTM dan Mindray tidak hanya mencakup investasi finansial, tetapi juga investasi pengetahuan, transfer teknologi, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Mindray menghadirkan platform teknologi kelas dunia, desain produk, serta pelatihan tenaga kerja, sementara GTM berinvestasi dalam infrastruktur produksi modern, alur perakitan, quality control, hingga pengembangan rantai pasok lokal.

Saat ini, fasilitas produksi GTM telah memenuhi standar internasional ISO 13485, lengkap dengan peralatan produksi dan pengujian ventilator maupun mesin anestesi. Targetnya, kapasitas produksi mencapai 5 juta unit per tahun, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk pasar ekspor.

Dari sisi tenaga kerja, tahap awal rekrutmen telah melibatkan 20 tenaga kerja lokal yang dilatih untuk menjadi operator, engineer, peneliti, hingga tenaga ahli yang menguasai teknologi tinggi. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan eskalasi kapasitas produksi.‎

Produk ventilator SV300 dan SV800 serta anesthesia machine WATO EX series telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen, sesuai regulasi Kementerian Perindustrian. Dengan capaian tersebut, produk ini berhak masuk kategori prioritas dalam e-Katalog pengadaan pemerintah.

Sumber: https://www.antaranews.com